Tersangka Pembunuhan Wanita Dalam Kardus Terancam Hukuman Seumur Hidup
- VIVA.co.id/ Muhammad AR (Bogor)
VIVA – Seorang pria berinisial AS (35 tahun) yang tega menghabisi nyawa SN (25), seorang Asisten Rumah Tangga (ART), terancam pidana penjara seumur hidup.
Jasad SN ditemukan oleh warga di dalam sebuah dus terbungkus plastik di Kampung Pisang RT 003 RW 006 Kelurahan Karadenan, Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor, Rabu, 9 Februari 2022.
"Saat ini kami sudah tetapkan sebagai tersangka pada perkara pembunuhan dan pembunuhan berencana sebagaimana yang diatur dalam pasal 338 dan 340 KUH Pidana, dengan ancaman maksimal seumur hidup. Kami sedang melakukan pendalaman kasus ini dan tersangka sudah ditahan di rumah tahanan negara Polres Bogor," kata Kapolres Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin, kepada wartawan di Polres Bogor, Jumat, 11 Februari 2022.
Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin saat konferensi pers kasus pembunuhan.
- VIVA.co.id/ Muhammad AR (Bogor)
Imam mengatakan, AS menghabisi nyawa korbannya SN di kontrakannya di Kelurahan Ciparigi, Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor. Usai menghabisi nyawa korban, AS sempat berniat untuk mengubur jasad SN di dapur kontrakannya namun gagal.
"Memang sebelumnya pelaku merencanakan akan mengubur korban tersebut di kontrakan," kata Iman.
Setelah beberapa hari jasad korban dibiarkan, pelaku kemudian berniat membuang jasad korban. Pelaku pun membungkus tubuh korban ke sebuah kardus dan dibalut plastik.
"Pelaku mempunyai rencana akan membuangnya ke sungai. Namun pada saat menemukan lokasi itu, pelaku tidak bisa mengangkat lagi pelaku terpeleset. Mau diangkat lagi berat sehingga ditinggalkan," katanya.
Korban SN, Iman menambahkan, diketahui dilaporkan hilang meninggalkan rumah. Perginya SN dilaporkan ke kepolisian oleh majikan tempat SN bekerja. Sebelum melapor ke polisi, majikan sempat berkomunikasi dengan SN hingga akhirnya hilang kontak.
"Majikan korban ini pernah melaporkan ART-nya dalam beberapa hari tidak kelihatan pergi meninggalkan rumah kemudian setelah menghubungi keluarga dari ART tersebut, pihak keluarga (menyebutkan) bahwa korban tidak pulang. Kemudian majikan melaporkan ke kepolisian," ujarnya.
