Pesinden Kondang Anik Sunyahni Jadi Korban Penganiayaan Debt Collector

Pesinden kondang Anik Sunyahni berbicara kepada pers di rumahnya di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Jumat 29 April 2022, tentang penganiayaan oleh sekelompok orang penagih utang (debt collector) terhadap putranya.
Sumber :
  • VIVA/Cahyo Edi

VIVA – Rumah pesinden Anik Sunyahni menjadi sasaran penyerangan sekelompok orang pada Selasa, 26 April 2022, dan putranya, Ade Putra Cahya Utama (28 tahun), menjadi korban penganiayaan sejumlah orang itu.

Kalau Mau Damai, Atalarik Syach Kasih Syarat Ini ke Tsania Marwa

Para penganiaya diduga merupakan kelompok penagih utang (debt collector) pinjaman online (pinjol). Kelompok penagih utang ini sempat mencari seorang penghuni indekos yang menyewa sebuah kamar di rumah Anik di Dusun Keniten, Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kejadian bermula saat ada ada tiga orang penagih utang yang mengendarai dua sepeda motor ke kediamannya. Mereka mencari seorang perempuan berinisial B yang sempat indekos di rumah Anik.

Februari-Maret 2024, Satgas PASTI Blokir 537 Pinjol Ilegal

Ilustrasi penganiayaan.

Photo :
  • www.pixabay.com/bykst

Anik menyebut B merupakan perempuan asal Gunungkidul yang diduga terjerat pinjaman online. Para penagih utang itu, katanya, sudah enam kali datang ke rumahnya, namun mereka tak pernah ketemu dengan B karena orang yang dicari sudah pindah indekos.

Kematiannya Dianggap Tak Wajar, Makam Seorang Pria di Garut Dibongkar

"Saya bilang ke orang yang nagih utang itu supaya jangan sering-sering ke sini karena orang yang dicari tidak ada. Orangnya malah marah-marah, anak saya pas bangun tidur, dengar saya dimarahi sama orang yang nagih utang, langsung keluar dan melerai," kata Anik kepada wartawan, Jumat.

Sempat terjadi cekcok antara kelompok penagih utang dengan anak Sunyahni. Masalah diselesaikan dengan damai dan saling memaafkan. Kemudian pihak penagih utang pun pergi dari rumah Anik.

Setelahnya datang puluhan orang ke rumah Anik dan mereka menyerang orang yang ada di dalam rumah, termasuk putranya. "Mereka datang banyak sekali bawa senjata tajam. Saya bisanya teriak Allahu akbar, Allahu akbar. Saya lari. Kalau enggak lari mungkin kena tusuk juga," ujarnya.

Putra mengatakan ada tiga buah mobil yang datang ke rumahnya setelah tiga penagih utang itu meminta maaf, berdamai, lalu pulang. "Tapi tiba-tiba dia pamit keluar dan datang lagi orang itu bawa massa," katanya.

"Salah satu ketuanya turun dari mobil, lalu bilang, 'Siapa yang mau pukul adik saya?' Lalu saya bilang, 'gimana?' cerita Putra.

Putra mengaku kemudian ada yang memukulnya dari belakang. Saat itu ada serombongan orang yang membawa senjata tajam mau menyerangnya.

Dia lantas menemui seorang pemimpin rombongan yang menyerangnya, kemudian dipertemukan oleh salah seorang penagih utang yang awalnya datang ke rumahnya. "Saya kemudian ditampar, dilempar asbak, dan dipukul. Saya lari karena dikejar orang bawa senjata tajam. Saya masuk ke dalam, pintu sempat dibacoki. Mungkin karena lihat ada kamera CCTV orang itu lalu mundur," katanya.

Rombongan penyerang segera meninggalkan lokasi setelah polisi datang ke rumahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya