Dingin, Kopda M Ikut Kerja Bakti Sehari Sebelum Dalangi Penembakan

TKP penembakan istri TNI di Semarang
Sumber :
  • Teguh Joko Sutrisno

VIVA Kriminal –  Kopda Muslimin (36), diduga menjadi dalang penembakan istrinya Rina Wulandari (34) di Jalan Cemara III Banyumanik Semarang, telah ditetapkan menjadi DPO. Ia menghilang sejak Senin, 18 Juli 2022, atau beberapa jam setelah mendalangi penembakan terhadap istrinya. 

Kowani Kaji Uji Materi Aturan Pembagian Harta Bersama yang Merugikan Perempuan

Dari keterangan para tersangka yang ditangkap, Kopda Muslimin bahkan sudah empat kali menyuruhnya untuk menghabisi istri Muslimin dengan berbagai cara. Dari meracun, pura-pura mencuri, menyantet, hingga yang kemudian merekrut pembunuh bayaran untuk menembak istrinya.

Semua upaya itu dilakukan dalam waktu sebulan. Sedangkan khusus yang penembakan, perencanaan sudah dikerjakan selama beberapa hari.

100 Orang Masih Hilang Dalam Aksi Penembakan di Gedung Konser Moskow

VIVA Militer: Kopda Muslimin otak pelaku penembakan istri di Semarang

Photo :
  • Pendam IV/Diponegoro

Tapi rupanya Muslimin ini memang dikenal dingin. Ia tidak menampakkan gelagat mencurigakan. Di lingkungan tempat tinggalnya ia dikenal low profil dan baik.

Istri Pegang Semua Gaji Hingga ATM Suami, Ustaz Khalid Basalamah: Anda Tidak Punya Hak

Bahkan pada hari Minggu atau sehari sebelum penembakan yang sudah direncanakan, Muslimin masih sempat ikut kerja bakti bersama warga lainnya, mengecat gapura kampung untuk persiapan tujuh belasan.

"Hari Minggu itu ikut kerjabakti. Ya biasa saja, berbaur ikut bersih-bersih, ngobrol. Nggak ada gelagat sedikit pun," kata Triyanto, tetangga Muslimin.

Ia menambahkan, kalau soal keaktifan di kampung, Muslimin ya biasa saja seperti warga yang lain. Tidak aktif seperti pengurus misalnya.

"Tapi dia itu termasuk suka membantu. Kalau ada acara dia belikan apa gitu, ngasih apa gitu. Kegiatannya selain kerja sebagai anggota TNI, di rumah dia pelihara banyak burung berkicau. Yang merawat atau kasih makan dan lain-lain itu ada orang yang ia suruh dan dibayar," jelasnya.

Hal itu dibenarkan ketua RT setempat Agus Purnomo. Sepengetahuannya, Muslimin itu ya biasa saja, tidak ada yang aneh. Keluarga Muslimin juga baru menempati rumahnya sekitar tiga bulan.

"Ia termasuk baru ya. Pindahan ke sini sekitar tiga bulan lalu. Bersama istri, tiga anaknya, serta anggota keluarga lain. Sikapnya biasa saja, memang baik suka membantu dan kalau ada kerjabakti ikut," kata Ketua RT.

CCTV penembakan istri TNI di Semarang

Photo :
  • Teguh Joko Sutrisno

Tentu saja, ketika kemudian Muslimin ditetapkan sebagai DPO karena mendalangi penembakan terhadap istrinya, para tetangganya kaget. 

"Ya nggak mengira lah mas. Wong saya juga tidak pernah mendengar ribut-ribut atau bertengkar. Terus waktu kejadian kan dia juga di rumah dan ikut menolong istrinya membawa ke rumah sakit. Tapi ternyata dia diduga menjadi orang yang menyuruh pelaku untuk menembak istrinya," kata Triyanto, yang sehari-harinya menjadi petugas keamanan di Klinik sebelah rumah Muslimin.

Ia menambahkan, para tetangga kini sedikit banyak terkena dampak secara psikologis. Bahkan ada beberapa yang untuk sementara pindah rumah. "Pengaruhnya ada lah. Selama suami korban itu masih menghilang, yang di sini was-was juga. Selain itu juga tidak nyaman karena banyak yang datang nanya ini nanya itu," ungkapnya.

Laporan: Teguh Joko Sutrisno

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya