Anak yang Meracuni Keluarganya di Magelang Tak Ada Masalah Kejiwaan

Pelaksana Tugas Kepala Polresta Magelang AKBP M. Sajarod Zakun memberikan keterangan pers.
Sumber :
  • ANTARA/Heru Suyitno

VIVA Kriminal – Polisi masih terus mendalami kasus suami, istri dan anak di Dusun Prajenan Rt/Rw. 10/01, Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang, yang ditemukan meninggal dunia di rumah mereka setelah minum dan kopi di pagi hari. Hasil pemeriksaan polisi, para korban diracun oleh anak nomor dua dari suami istri tersebut.

Terekam CCTV Cabuli Gadis Panti Asuhan, Ketua PSI Gubeng Surabaya Dicokok Polisi 

Biddokkes Polda Jateng bersama Polresta Magelang telah memeriksa kejiwaan pelaku yaitu DDS (22) yang tega menghabisi orangtua dan kakaknya karena sakit hati dibebani kerja setelah ayahnya pensiun. Hasil pemeriksaan menunjukkan kalau kondisi kejiwaan pelaku normal dan stabil.

Inspirasi Membantu Sesama

Hal itu disampaikan Plt Kapolresta Magelang, AKBP Mochammad Sajarod Zakun, meneruskan hasil pemeriksaan oelh Biddokkes Polda Jateng.

"Kalau pemeriksaan kejiwaan itu tambahan yang akan kita koordinasi dengan kejaksaan. Tapi kemarin penyidik dan dari Bidokkes yang memeriksa, pelaku saat menerangkan kronologi secara detil itu sangat lancar. Sehingga bahwasannya pelaku punya ketahanan jiwa yang bagus," jelas Sajarod.

Pesan Vicky Prasetyo Jika Meninggal Dunia, Minta Hal Ini ke Keluarga

Rumah menjadi lokasi penemuan satu keluarga dibunuh oleh anaknya di Magelang

Photo :
  • tvonenews.com

Terkait motif, lanjutnya, penyidik saat ini masih fokus pada motif sakit hati karena pelaku dibebani bekerja setelah ayahnya pensiun, sementara kakaknya tidak dibebani hal yang sama. Tapi pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk menggali motif lain.

"Motifnya sesuai pemeriksaan saat ini, ada motif sakit hati karena beban yang diberikan kepadanya untuk bekerja setelah ayahnya pensiun, sehingga ini menjadi rasa sakit hati kenapa ia yang diberi beban sementara kakaknya tidak. Terkait apakah ada motif seperti penguasaan warisan, ini sedang kita dalami. Karena motif-motif lain pasti ada. Tapi yang ada sekarang ini masih kita dalami," jelasnya.

Laporan Teguh Joko Sutrisno/tvOne Semarang

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya