- VIVA.co.id/Fikri Halim
VIVA – Salah satu dari empat korban meninggal dari robohnya crane proyek double-double track (DDT) di Matraman Raya, Jatinegara, Jakarta Timur adalah Joni Fitrianto. Korban paling muda yang berusia 19 tahun ini merupakan warga Purworejo, Jawa Tengah.
Joni semasa hidupnya dikenal memiliki kepribadian yang bagus. Dia merupakan anak yang tekun dalam bekerja.
"Kepribadian dia bagus, dia tekun," ujar Kuswanto, kerabat yang menjadi perwakilan keluarga Joni saat ditemui di RS Polri Jakarta Timur, Minggu Malam, 4 Februari 2018.
Kuswanto menuturkan, korban sudah ditunggu oleh keluarga dan telah dibawa menggunakan mobil ambulans ke Purworejo, tepatnya di desa Kedung Batur, Kecamatan Pituruh.
Ia mengaku prihatin dengan kepergian Joni yang tiba-tiba. Dia mengatakan, baru mendapatkan informasi mengenai tewasnya korban saat bekerja dari temannya dan ramainya pemberitaan di media masa.
"Yang jelas ya prihatin yang namanya musibah," ucapnya.
Ia pun menjelaskan bahwa Joni baru satu tahun bekerja di proyek tersebut. Orangtua dan keluarga Joni saat ini berada di rumah duka menunggu kedatangan anaknya.
"Di DDT itu baru bekerja satu tahun kalau enggak salah, orangtuanya di kampung semua," tutur dia.
Baca juga:
Polisi Butuh Tiga Hari Ungkap Penyebab Crane Matraman Roboh
4 Jenazah Korban Crane Roboh Dipulangkan ke Rumah Duka
Sekadar informasi, keempat korban robohnya proyek DDT tersebut, yakni Jaenudin (44 tahu), warga Karawang, Jawa Barat; Dami Prasetyo (25 tahun), warga Purworejo, Jawa Tengah; Joni Fitrianto (19 tahun), warga Purworejo, Jawa Tengah; dan Jana Sutisna (44 tahun), warga Bandung, Jawa Barat.
Empat jenazah tersebut telah dipulangkan Minggu malam, 4 Februari 2018 sekitar pukul 19.35 WIB menggunakan mobil ambulans secara beriringan ke daerah asal masing-masing dari RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
