Tragis, Begini Kondisi Warga di Dekat Pembangunan Tol JORR

Kondisi rumah warga di dekat pembangunan JORR II Kunciran-Bandara
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Miris sekali nasib warga yang terletak di blok 007 Kampung Rawa bokor RT 003/001 Kecamatan Benda, Kota Tanggerang, Banten. Bagaimana tidak, mereka yang terdiri sepuluh kepala keluarga dengan rincian 30 jiwa itu harus tinggal dalam kondisi kotor dan berdebu.

Polisi Ungkap Detik-detik Kecelakaan Beruntun di Exit Tol Ancol

Hal itu akibat adanya pembangunan jalan Tol JORR II Kunciran-Bandara yang telah dimulai. Mereka yang hingga kini belum dapat ganti rugi terpaksa tinggal di sana dalam kondisi kumuh.

Salah satu warga setempat bernama Andi bercerita betapa sengsaranya mereka yang hingga kini belum dapat ganti rugi. Setiap hari kuping mereka bising akibat berisiknya pengerjaan yang dilakukan alat-alat berat.

Nekat Masuk Tol JORR, Pria Diduga Depresi Ditangkap Polisi

"Pengerjaan siang malam, kan berisik alat beratnya," kata Andi kepada VIVA, Kamis 22 Februari 2018.

Bukan hanya suara bising. Mereka pun setiap harinya harus menghirup debu yang timbul akibat pengerjaan bila hari sedang terik.

Pria Ini Tewas Ditabrak Truk Saat Benahi Kendaraan di Tol JORR

Akibatnya mereka selalu batuk-batuk. Tak kalah buruknya, jika hujan turun bukan berarti mereka terhindar dari masalah.

Masalah lain malah muncul, yakni mereka harus siap-siap rumahnya tergenang air atau banjir. Mereka pun tak bisa keluar rumah karena akses jalan yang tak mungkin dilewati karena tanah merah membuat kaki mereka tak bisa jalan pada umumnya.

"Apalagi sekarang musim hujan. Okelah kita dewasa, anak-anak pada sekolah harusnya pikir, gimana? kalau sudah hujan anak-anak enggak bisa sekolah. Kita saja mau nembus jalan keluar tanah merah, hujan, gimana? jalan saja jatuh," ujarnya.

Akibat tinggal di sana dalam kondisi seperti ini, tak jarang mereka ada yang jatuh sakit. Meski terus mendesak meminta ganti rugi seperti apa yang dijanjikan diawal-awal sebelum pembangunan dilakukan, jawaban yang mereka dapat selalu nihil.

Kondisi rumah mereka kini sudah makin tak laik ditinggali. Lembab, lumpur, genangan air, lumut hingga ilalang campur aduk jadi satu. Sementara itu disatu sisi, jika ingin pindah rumah tak ada uang lantaran uang ganti rugi belum juga cair.

Untuk itu Andi meminta kiranya ganti rugi bisa segera dibayarkan. Ia dan warga lain mengaku ingin bisa tinggal laik lagi seperti orang pada umumnya.

"Karena tempat kita ini sudah enggak enak di tempatin, sudah dijanjiin mau dibayar. Kita mau perbaikin juga gak boleh karena itu kan tim sudah menilai. Jadi kan kemakan waktu rumah lama-lama gimana kondisinya?" ujar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya