- VIVA.co.id/ Foe Peace Simbolon
VIVA – Aparat Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya meringkus lagi seorang peretas atau hacker anggota komunitas Surabaya Blackhat atau SBH, berinisial ATP (21), di Surabaya, Minggu, 11 Maret 2018.
Dengan penangkapan itu, polisi telah membekuk tiga orang dalam kasus ini. Dua lainnya yaitu berinisial KPS dan NA. Ketiganya merupakan mahasiswa aktif di salah satu universitas di Surabaya, Jawa Timur.
"Mereka ini masih mahasiswa, masih ada yang sementer lima juga enam. Mahasiswa di daerah Surabaya, saya enggak bisa sebutkan kuliah di mana ya," ujar Kasubdit Cyber Crime Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi Roberto Pasaribu, di Markas Polda Metro Jaya, Selasa, 13 Maret 2018.
Berdasarkan pengakuan mereka kepada polisi, hal yang mereka lakukan merupakan hal yang lumrah di dunia siber. Namun, pada perjalannya, usai meretas situs milik orang lain, mereka menawarkan apakah mau situsnya diperbaiki yang dibayar dengan meminta imbalan uang dalam bentuk Paypal dan Bitcoin.
"Dia menggunakan email. Jadi kira-kira mau bagaimana, apa mau diperbaiki seperti semula atau bagaimana. Dengan membayar sejumlah uang, bervariasi bisa Rp5 juta dan seterusnya dengan Paypal. Tetapi bila tidak mau membayar, ya akan dirusak sistem itu," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Tim Subdit IV Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya membekuk dua orang peretas atau hacker berinisial KPS dan NA di daerah Surabaya, Jawa Timur. Penangkapan peretas yang menamakan diri kelompok SBH itu dilakukan Minggu, 11 Maret 2018.
Kelompok ini sudah membobol ratusan website dalam dan luar negeri. "Mereka menjebol sistem pengamanan dari sistem elektronik milik orang lain. Kemudian mengancam atau menakut-nakuti dengan meminta sejumlah uang," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 13 Maret 2018.
Terungkap, Wanita Open BO Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh di Bekasi
Wanita 'Open BO' berinisial R (34) yang ditemukan tewas di Pulau Pari Kepulauan Seribu ternyata bukan dibunuh di sana.
