Anies Tegur Peneriak 'Ganti Presiden' yang Ganggu Pidatonya

Anies saat pidato di acara konsolidasi Nasional KNRP
Sumber :
  • Rifki Arsilan - VIVA

VIVA – Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menegur seorang pria yang mengganggu saat dia berpidato di acara pembukaan Konsolidasi Nasional 2018, yang diselenggarakan Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) di Hotel Amaris, Mampang, Jakarta Selatan.

Surya Paloh Pikir-pikir Usung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024

Anies menegur pria misterius itu karena menyela pidatonya dengan meneriakkan kalimat, “Ganti presiden!”.

Mendengar teriakan tersebut, Anies pun langsung menoleh ke arah datangnya suara teriakan tersebut.

Pidato Lengkap Prabowo Subianto Usai Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih

"Hei, hati-hati itu Pak," kata Anies, Jumat 30 Maret 2018.

Sontak saja respons Anies itu mendapat perhatian ratusan peserta konsolidasi Nasional untuk kemerdekaan Palestina itu. Namun, Anies langsung melanjutkan menyampaikan pidatonya tentang kemerdekaan Palestina.

Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Anies Ungkit Pilpres 2024 Banyak Catatan

Di hadapan ratusan peserta konsolidasi Nasional untuk kemerdekaan Palestina itu, Anies meminta agar organisasi KNRP dapat bersungguh-sungguh dan tetap bersemangat dalam menyuarakan kemerdekaan Palestina dari Indonesia.

"Tapi perjuangan butuh stamina fisik, moral intelektual. Karena panjang, dalam berbicara kasus Palestina dan sekelilingnya. Sejarah menunjukkan umur problem bukan tahunan, dekade-an bukan abad. Tapi sudah melewati milenium," kata Anies.

Oleh karena itu, lanjut Anies, organisasi KNRP harus hadir dengan pemikiran panjang dalam melakukan upaya memerdekakan Palestina. "Kalau panjang, maka kita mau melakukan hal-hal besar," ujarnya.

Ia pun mengilustrasikan adanya Candi Borobudur di Jawa Tengah. Menurut Anies pengerjaan candi Borobudur dilakukan tanpa menggunakan alat berat dan memakan waktu sekitar 120-150 tahun.

"Hanya sekelompok manusia berasumsi eksis ribuan tahun mau mengerjakan proyek yang lama, itu ada di Indonesia. Yang satunya lagi di Cina. Tembok besar Cina pengerjaannya sekitar 300 tahun lebih," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Anies pun menyinggung kebanyakan orang Indonesia yang belakangan ini hanya memikirkan jangka pendek saja atau siklus lima tahun menjelang pemilihan presiden.

"Sebagai bangsa berusia panjang, ini yang saya khawatirkan. Kita mikir bukan ratusan tahun, tapi (hanya sebatas) Pemilu berikutnya," kata Anies. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya