Anies Bolehkan PNS Telat Karena Antar Anak Sekolah Hari Pertama

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Sumber :
  • VIVA/Anwar Sadat

VIVA – Tahun ajaran baru 2018/2019 akan dimulai pada Senin 16 Juli 2018. Untuk itu para siswa dan orangtua murid diharapkan dapat mempersiapkan diri dengan baik menjelang hari pertama masuk sekolah tersebut.

Ogah Usung Anies di Pilgub Jakarta, Gerindra: Kita Punya Jagoan Lebih Muda dan Fresh

Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan menganjurkan kepada para orangtua yang anaknya akan menjalani hari pertama sekolah agar ikut mengantarkan anaknya sampai ke sekolah. Karena fase awal itu sangat penting bagi anak.

"Kita menganjurkan para ortu mengantarkan anak saat hari pertama sekolah, Senin besok. Karena tiga hari ini warming up. Saya berharap semua orangtua sempat mengantar," kata Anies, di Hotel Four Point, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 12 Juli 2018

Anies Baswedan Direstui Maju Pilkada Jakarta, Cak Imin: PKB Belum Membahas

Pemprov DKI, menurut Anies, akan turut mendukung kelancaran hari pertama masuk sekolah dengan memberikan dispensasi bagi para pegawai yang mengantar anaknya ke sekolah. Selain itu Anies juga berharap langkah ini diikuti oleh perusahaan lain.

"Kita beri dispensasi untuk pegawai Pemprov dan BUMD untuk mengantarkan anaknya sebelum bekerja, kita beri waktu sampai pukul 09.30 WIB. Saya menganjurkan kepada para atasan untuk karyawannya yang mau mengantarkan untuk diberi izin. Itu anjuran, saya tidak bisa mewajibkan," Ujar Anies.

Megawati Ajukan Diri Jadi Amicus Curiae, Anies Bilang "Situasinya Memang Amat Serius"

Anies meminta para pegawai yang berencana mengantar anaknya ke sekolah agar memberitahukannya selambat-lambatnya hari Jumat, 13 Juli 2018. Anies berharap para orangtua mengikuti anjurannya tersebut.

Orangtua juga menurut Anies jangan hanya sekedar mengantar lalu pulang. Tetapi orangtua harus bertemu juga dengan guru yang mendidik anaknya tersebut.

"Jangan di drop di depan pagar, tapi turun antarkan ketemu dengan guru. Bagi orangtua menjelaskan apa yang menjadi concern bagi anaknya. Kalau ada komunikasi antara dua ini, yang mendidik itu dua. Tanggungjawab ada pada orangtua, kemudian dititipkan kepada guru. Harus ada komunikasi antara dua ini. Jadi tujuannya ada interaksi antara dua pendidik, orangtua dan guru. Dua itu berkomunikasi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya