Asian Games 2018, Total 70 Sekolah di DKI Diliburkan

Ilustrasi anak-anak Sekolah Dasar.
Sumber :
  • sp2010.bps.go.id

VIVA – Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Bowo Irianto, mengatakan Pemerintah Provinsi DKI menambahkan jumlah sekolah yang diliburkan selama Asian Games 2018 dari 34 sekolah menjadi 70 sekolah. 

Kisah Inspiratif Jonatan Christie, Atlet Bulutangkis yang Bangun Masjid dari Dana Bonus Asian Games

Total jumlah siswa yangg diliburkan selama Asian Games 2018 pun bertambah menjadi 31.000 siswa. Penambahan sekolah tersebut karena ada beberapa venue Asian Games yang bertambah.

"Pertama saya sampaikan dulu kenapa menjadi 70. Karena belakangan ada penambahan venue, pengalihan yang dari Simprug ke Bulungan beda dengan untuk spot yang lain. Bulungan dari tol kan jangkauannya masih lewat tol dan arteri cukup panjang. Di situ bersentuhan dengan sekolah yang terdampak," kata Bowo, di Balai Kota DKI, Senin malam, 6 Agustus 2018

5 Rekomendasi Wisata di Jakarta Untuk Libur Sekolah dari Rumah Hantu hingga Aquarium

Dinas Pendidikan DKI, menurut Bowo, menyerahkan kepada pihak sekolah terkait penugasan kepada peserta didik. Pemprov sudah mengumpulkan sekolah yang diliburkan dan sudah memberikan pengarahan soal metode untuk memberikan tugas selama siswa diliburkan. 

"Penugasannya sesuai pelajaran masing-masing. Kalau olahraga misalnya nanti meliput negara tertentu. Kemudian apa prestasi olahraga yang diikuti, cabang olahraga yang diikuti, apa prestasi yang pernah dicapai," ujarnya.

Kritik untuk Pelaksanaan Munas Pengurus Besar Taekwondo Indonesia

Sementara untuk sekolah yang tidak libur, akan diubah konsepnya sementara menjadi lebih menyemarakkan Asian Games 2018. "Kami akan mencoba mengenalkan nanti kelas yang didesain tidak lagi menggunakan kelas IPA 1, IPA 2, enggak. Tapi nanti ada kelas Filipina, Korea, Jepang, misalnya. Silakan mereka kemudian menghias ruang kelas dengan bendera, dengan atribut," ujarnya.

Menurut Bowo, meliburkan sekolah ini tidak begitu mempengaruhi kurikulum pembelajaran. Sebab, masing-masing sekolah telah memiliki cara sendiri untuk mengatur metode pembelajaran.

"Ada satu sekolah mereka sudah merancang bahwa kemudian standar minimal hari belajar efektif satu semester itu 100 hari. Mereka masih bisa menghitung lebih dari 100 hari," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya