Bawaslu Belum Temukan Doktrin Anti Jokowi ke Siswa SMA

Sejumlah siswa SMAN 87 Jakarta menggelar unjuk rasa membela guru mereka
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Irwandi Arsyad

VIVA – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi DKI Jakarta, belum menemukan adanya dugaan doktrin anti Jokowi oleh guru SMAN 87 Jakarta berinisial N kepada sejumlah siswanya. Hal itu berdasarkan hasil penyelidikan sementara yang dilakukan Bawaslu DKI. 

Pembangunan 1 Kota IKN Vs 40 Kota, Apa Rugi dan untungnya?

Ketua Bawaslu Provinsi DKI Jakarta Muhammad Jufri mengatakan, dari hasil klarifikasi dan pemeriksaan terhadap Kepsek SMAN 87 Jakarta, guru N serta siswa, belum ditemukan bukti dugaan adanya doktrin anti Jokowi kepada siswa dan siswi di sekolah itu.

"Belum menemukan adanya doktrin di sekolah itu. Belum ditemukan bukti mendoktrin siswanya," kata Jufri saat dikonfirmasi VIVA, Kamis, 18 Oktober 2018.

5 Poin Penting Kunjungan Jokowi ke Afrika

Jufri mengatakan, pihaknya masih mencari pengirim pesan singkat atau SMS kepada kepala sekolah yang menyatakan ada doktrin anti Jokowi kepada siswa. Namun nomor telepon yang tak diketahui siapa pemiliknya tersebut sudah tak aktif lagi.

Jufri mengatakan, Bawaslu sudah bekerja sama dengan kepolisian dan pihak terkait untuk mencari identitas pemilik nomor itu. Kendati sudah ditemukan tapi identitas itu bukan pemilik dari nomor tersebut. 

Rocky  Gerung Seorang Republikan

Bawaslu, menurut Jufri, sudah meminta keterangan dari orang yang identitasnya terdaftar menggunakan nomor itu. Namun, orang tersebut mengaku bukan pengirim dan identitasnya dipakai oleh temannya.

"Nah orangnya yang pemilik nomor telepon yang terdaftar sudah kami panggil. Dia menyatakan bukan dia yang SMS tapi nomor atas nama dia karena temannya minta registrasi atas nama dia. Tapi bukan dia yang pengirimnya dan nomor itu bukan milik dia," ujarnya. 

Dia menambahkan, "Orang itu pakai identitas dia untuk mengirim. Pokoknya nomornya dipakai untuk SMS. Nah, teman itu teman lama sudah 8 tahun enggak ketemu. Dia kasih nomornya itu pada saat dia telepon."

Saat ini, Jufri mengatakan, masih mencari pengirim SMS yang sebenarnya kepada Kepsek SMAN 87 Jakarta. Sebab, hal ini sangat penting untuk mengetahui apakah hal itu benar terjadi atau hanya informasi bohong atau hoax. "Karena kami sudah mencari dengan Kepsek, enggak ada masalah mereka. Kepada guru-guru enggak ada kata itu, kepada siswa enggak ada kata itu," katanya. 

Dia melanjutkan, "Jadi benar enggak informasi ini. Jadi kami tanya yang SMS kepada Kepsek yang mengatakan ada intimidasi di sekolah. Kami mau tanya yang mana yang Anda maksud intimidasi itu." 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya