Detik-detik Haris Cabut Nyawa Satu Keluarga di Bekasi

Reka ulang adegan pembunuhan satu keluarga di Bekasi
Sumber :
  • VIVA / Bayu Januar

VIVA – Polda Metro Jaya menggelar pra rekonstruksi kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi, Jawa Barat. Dalam prarekonstruksi itu, tersangka Haris Simamora pun dihadirkan untuk memeragakan sejumlah adegan pembunuhannya itu.

Pembunuhan di Wonogiri Ternyata Motifnya Sakit Hati, Korban Tidak Boleh Balikan dengan Mantan

Berdasarkan pantauan, Haris tampak mengenakan baju tahanan berwarna oranye dengan kepalanya ditutupi kupluk warna hitam. Dia dihadirkan agar bisa mempraktikkan secara langsung perbuatan yang dilakukannya itu pada satu keluarga di Bekasi.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, pra rekonstruksi kasus pembunuhan tersebut dilakukan di Polda Metro Jaya. Adapun jumlah adegan dalam kasus pembunuhan itu ada 35 adegan.

Terkuak, Usia Janin Wanita Hamil di Kelapa Gading yang Tewas Dibunuh

"Kita cek dan ricek keterangan tersangka HS ini, mulai dari dia diundang, datang ke rumah korban dan hal berikutnya. Ada 35 adegan," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Senin, 19 November 2018.

Menurutnya, pra rekonstruksi itu dilakukan agar polisi bisa melihat secara detil perbuatan pelaku saat menghabisi nyawa satu keluarga itu dan adegan apa saja yang ada dalam peristiwa itu. Nantinya, polisi pun bakal melakukan rekonstruksi kasus tersebut di kemudian hari.

Pembunuhan Wanita Hamil di Kelapa Gading, Pelaku Rampas Ponsel Korban Sebelum Kabur

"Agar kita tahu detilnya seperti apa, apa yang diomongkan, perbuatan yang dilakukan pada korban dan lainnya," katanya.

Kepala Unit I Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Komisaris Polisi Malvino Edward mengatakan, 35 adegan yang diperagakan dalam pra rekonstruksi itu merupakan hasil keterangan HS pada polisi. Adapun ke 35 adegan itu sebagai berikut.

Adegan 1, dimulai dengan tersangka HS datang ke rumah dan mengetuk pintu.

Adegan 2, HS tiba di rumah korban pada Senin, 12 November lalu, pukul 21.00 WIB, HS ketuk pintu rumah dan yang membukakan pintu anak korban bernama Sarah, HS lalu masuk ke dalam rumah.

Adegan 3, HS masuk rumah dan mengobrol bersama Diperum dan Maya di ruang keluarga sambil nonton TV.

Adegan 4, saat sedang mengobrol, HS mendengar kata-kata tak enak keluar dari mulut Diperum Nainggolan, yakni “Nginep tidak, kalau kamu nginep nanti tak enak sama Abang kita, Douglas”.

Adegan 5, korban Maya Ambarita bilang, “Terserah mau nginep tidaknya karena ini bukan rumah kita, kita cuma numpang di sini”.

Adegan 6, korban Diperum berkata,, “Sudah tahu kamu kalau HS nginep di sini abang saya tak suka”.

Adegan 7, korban Diperum berkata dengan bahasa daerahnya yang artinya, “Kamu tidur di belakang saja, kayak sampah kamu”.

Adegan 8, setelah mendengar kata-kata itu, HS emosi dan marah di dalam dadanya.

Adegan 9, di benak HS sudah berpikir untuk membunuh Diperum dan Maya dengan memukulkan linggis yang ada di dapur dekat wastafel.

Adegan 10, HS beranjak ke dapur dan mengambil linggis itu, sedang Maya dan Diperum sudah tidur.

Adegan 11, secara sadar dan emosi HS melihat Diperum di ruang TV sudah tidur dalam posisi miring.

Adegan 12, HS memukul keras satu kali kepala bagian atas Diperum dan membuatnya pingsan dan tak bergerak.

Adegan 13, korban Maya sempat bangun dari tidurnya dan HS langsung memukulnya sekali.

Adegan 14, Maya masih sadar saat terjatuh lalu HS memukul lagi dua kali di bagian kepalanya.

Adegan 15, usai kedua korban tak bergerak, HS memukul Diperum lagi sebanyak dua kali.

Adegan 16, HS menusuk leher Diperum menggunakan ujung linggis yang tajam sebanyak 3 kali, membuat darahnya membanjir dan akhirnya Diperum pun meninggal.

Adegan 17, HS menusuk leher Maya sebanyak 3 kali menggunakan ujung linggis yang tajam hingga membuat korban tak bernyawa.

Adegan 18, usai kedua korban tak bernyawa, HS menutup wajah Diperum dan Maya yang penuh darah dengan bantal.

Adegan 19, HS meletakkan linggis penuh darah di samping sebelah kiri tubuh Maya, dekat kakinya.

Adegan 20, HS duduk di sofa panjang yang ada di depan TV, terdiam sambil memikirkan perbuatannya.

Adegan 21, kedua anak korban, Sarah dan Arya terbangun dan ke luar kamar mendengar ada suara gaduh.

Adegan 22, HS menyuruh kedua anak itu masuk lagi ke kamarnya, tapi Sarah bertanya pada HS, kenapa dengan ibundanya. HS pun menjawab ibunya sedang sakit dan menyuruh kedua anak itu kembali ke kamarnya.

Adegan 23, HS kembali duduk di atas sofa depan TV sambil berpikir kenapa melakukan itu semua.

Adegan 24, HS masuk kamar Sarah dan Arya untuk menyuruh mereka tidur lagi dan kedua anak itu menurutinya. HS lalu duduk diantara kedua anak itu di atas kasur.

Adegan 25, HS terdiam di dalam kamar korban Sarah dan Arya.

Adegan 26, HS menutup tubuh Sarah dengan selimut lalu mencekik leher Sarah dengan kedua tangannya sampai tak bernafas.

Adegan 27, HS tediam sejenak, lalu mencekik Arya dengan kedua tangannya dan memastikan Arya sudah tak bernafas.

Adegan 28, HS ke luar dari kamar kedua anak itu dan duduk kembali di sofa panjang depan TV untuk terdiam dan berpikir.

Adegan 29, HS ke kamar Diperum dan Maya mengambil uang Rp2,4 juta, handphone Samsung dan kunci mobil di atas TV.

Adegan 30, HS memasukkan barang-barang milik korban ke tas selempangnya yang berwarna biru donker.

Adegan 31, HS mengambil linggis dengan tangan kanannya dan mengelapnya menggunakan kasur busa yang ada di depan TV.

Adegan 32, HS membawa barang-barang milik korban berupa uang, handphone, dan linggis ke luar rumah dan meninggalkan para korban.

Adegan 33, HS ke luar rumah melewati pintu samping menuju kendaraan yang terparkir di samping rumahnya, yang ada mobil box da Nissan X-Trail.

Adegan 34, HS membuka pintu (mobil X-Trail) bagian kiri, memasukkan dan meletakkan linggis ke bagian bawah kursinya, sedang tas slempang berwarna biru dongker ditaruhnya di jok mobil bagian tengah.

Adegan 35, HS membuka pintu pagar kontrakan, menuju mobil, menghidupkannya, dan ke luar dari rumah korban berniat membuang linggis.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya