STNK Diblokir, Pencinta Soeharto hingga Rocky Gerung

Pengendara melintas di dekat rambu tilang elektronik di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

VIVA – Program Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) atau tilang elektronik telah diberlakukan sekitar satu bulan di Jakarta. Dalam kurun waktu 1 November hingga 3 Desember 2018 itu, terdapat 451 kendaraan ditindak.

Suci Winata Istri Ke-4 Ari Sigit Melahirkan Cicit Soeharto

Dari jumlah tersebut, menurut Kepala Sub Direktorat Pembinaan dan Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Budiyanto, ada 193 kendaraan roda empat diblokir Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)-nya. 

Sebab, hingga batas yang ditentukan untuk membayar tilang para pelanggar tidak juga membayar. "193 kendaraan bermotor R4 (roda empat) diblokir," katanya saat dikonfirmasi, Selasa, 4 Desember 2018. (Baca: Tak Bayar Denda Tilang Elektronik, STNK 193 Mobil Diblokir Polda Metro).

Kena Tilang Elektronik saat Perjalanan Mudik Lebaran, Ini Cara Mengurusnya

Peluncuran sistem tilang elektronik dilakukan di Bundaran HI, Jakarta, Minggu, 25 November 2018. Saat peresmian itu, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Yusuf memaparkan cara kerja tilang elektronik. Menurut dia, tilang elektronik ini lebih menggunakan kamera pemantau (CCTV).

Pengendara melintas di dekat rambu tilang elektronik di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta

Makin Panas, Hotman Paris Tantang Rocky Gerung Adu Jotos di Ring Tinju

Saat ini, sistem itu juga diterapkan di kawasan Bundaran Patung Kuda dan Sarinah, Jalan MH Thamrin. Ada sekitar empat kamera CCTV yang dipasang di lokasi tersebut.

Berita tentang STNK diblokir lantaran terkena tilang elektronik menjadi salah satu kabar di seputar Jakarta yang menarik perhatian pembaca VIVA, Selasa, 4 Desember 2018.

Selain itu, berita lain yang menarik animo pembaca yaitu soal para pencinta Presiden kedua RI Soeharto yang melaporkan Wakil Sekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah ke Polda Metro Jaya.

Aliansi Hasta Mahardika Soehartonesia atau pencinta Presiden kedua Indonesia Soeharto melaporkan Ahmad ke Polda Metro Jaya. Basarah dilaporkan terkait ucapannya yang menyebut bahwa Soeharto sebagai 'Guru Korupsi'.

"Saya hanya menjalankan tugas sebagai warga negara yang baik, saya mendapatkan berita ini, kita lihat di media bahwa ada ujaran kebencian terhadap bapak bangsa kita yaitu mantan Presiden kedua kita Bapak Soeharto," kata Komandan Brigade Aliansi Hasta Mahardika Soehartonesia, Rizka Prihandy saat dikonfirmasi wartawan, Selasa, 4 Desember 2018. Simak berita selengkapnya di sini.

Ahmad Basarah, Wakil Sekretaris Jenderal PDIP, kepada wartawan di Malang, Jawa Timur, pada Rabu, 8 Agustus 2018.

Menanggapi laporan itu, Ahmad Basarah yang juga Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, menyatakan siap mengikuti proses hukum yang berlaku tanpa perlu membesar-besarkan pernyataannya tersebut.

"Sebagai warga negara, saya akan hadapi dan ikuti proses hukum tersebut sesuai hukum yang berlaku," kata Basarah dalam pesan tertulis di Jakarta, Selasa, 4 Desember 2018.

Menurut Basarah, apa yang dikatakannya kemudian menimbulkan pro kontra di publik, hanya menanggapi pernyataan calon presiden Prabowo Subianto. (Baca: Dilaporkan ke Polisi, Ahmad Basarah Akan Ikuti Prosedur Hukum).

Kabar lainnya dari seputar Jakarta yang menggaet atensi pembaca yaitu soal penemuan mayat di Kali Cipinang, Selasa, 4 Desember 2018 pagi. Sesosok mayat laki-laki dewasa ditemukan dalam posisi telungkup. Jenazah terlihat masih menggunakan pakaian lengkap.

Mayat laki-laki mengambang di kali

Penemuan mayat itu membuat geger warga di kawasan Cipinang Muara III, Jatinegara, Jakarta Timur. Petugas membawa jenazah itu ke RS Polri Kramat Jati. Untuk memastikan penyebab kematiannya, polisi masih menunggu hasil visum. 

"Apakah meninggal karena sakit, tercebur atau bagaimana itu kami tidak bisa berasumsi. Kita tunggu saja hasil visum dulu, baru kami beberkan," ujar Kapolsek Jatinegara Komisaris Polisi Rudy Haryanto saat dikonfirmasi VIVA. Baca berita selengkapnya di sini.

Selain itu, berita soal akademisi Rocky Gerung diperiksa polisi juga menarik perhatian. Rocky memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa sebagai saksi kasus berita bohong atau hoax, dengan tersangka Ratna Sarumpaet, Selasa, 4 Desember 2018. 

Rocky Gerung penuhi panggilan Polda Metro Jaya, Selasa, 4 Desember 2018.

Rocky mengaku saat kejadian heboh kasus Ratna, dia sedang berada di Gunung Elbrus, Rusia. "Pada waktu kejadian, saya ada di ketinggian 5.600 di gunung es. Jadi saya ndak tahu apa yang terjadi di Jakarta. Saya di Gunung di Rusia di Elbrus," kata Rocky di Markas Polda Metro Jaya.

Dia menegaskan, tidak terlibat kasus berita bohong atau hoax itu. Rocky menjelaskan, dia baru tahu kejadian itu pada 1 Oktober 2018 ketika berada di Jakarta. (Baca: Rocky Gerung Bantah Terlibat Kasus Hoax Ratna Sarumpaet)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya