- ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
VIVA – Dinas Perhubungan Kota Depok mencatat, dari 3.600 angkutan kota atau angkot yang ada di Kota Depok, hanya setengahnya, atau sekitar 1.800 unit, yang masih siap beroperasi. Angka ini diprediksi bakal semakin menyusut lantaran kalah saing dengan moda transportasi berbasis online.
“Faktor penyebabnya beragam, kebanyakan tidak melakukan peremajaan atau inovasi untuk meningkatkan segi pelayanan,” kata Kepala Dishub Kota Depok, Dadang Wihana, Rabu 20 Maret 2019.
Akibat kondisi itu, rata-rata pengguna angkot berkurang hingga sebanyak 30 persen. Masyarakat kebanyakan telah beralih ke moda transportasi online. Selain dianggap efisien, transportasi online juga dianggap lebih nyaman dan murah.
“Trennya saat ini lebih ke transportasi online. Kultur masyarakat berubah ingin layanan transportasi itu dekat dengan mereka sehingga angkot perlahan sudah mulai ditinggal,” kata Dadang.
Kondisi itu kian miris lantaran Organisasi Angkutan Daerah atau Organda kurang memperhatikan sarana dan prasarana yang harusnya bisa menggaet penumpang.
“Misalnya angkutan kota harus diremajakan dengan ditambah AC agar penumpang nyaman. Pemerintah hadir sebagai regulator. Kalau angkot kita perbaiki dengan AC, otomatis cost dia naik kan,” katanya
Terkait hal itu, Dadang pun mengaku pihaknya akan terus mengupayakan agar angkutan umum di Kota Depok melakukan peremajaan agar dapat diminati lagi. Ia telah berkoordinasi dengan seluruh operator angkutan umum terkait rencana tersebut. (ren)