Menhub Budi Ungkap Penyebab Sering Terjadinya Gangguan KRL Jabodetabek

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

VIVA – Sering terjadinya gangguan KRL commuterline Jabodetabek beberapa waktu ini mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada Kamis kemarin menggelar rapat khusus dengan PT Kereta Api Indonesia dan PT Kereta Commuter Indonesia untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi. 

KAI Buys Chinese Three Trains for Jabodetabek's Fleet

Dalam kesempatan tersebut, Budi meminta PT KAI untuk membentuk tim khusus untuk mencari cara antisipasi gangguan tersebut kembali terjadi. Khususnya dalam menghadapi cuaca ekstrem yang sering mengganggu.

Hal tersebut dilakukan untuk merespons kondisi cuaca ekstrem hujan disertai petir yang melanda sejumlah daerah beberapa waktu belakangan ini. Kondisi ini mengakibatkan terganggunya operasional sejumlah moda transportasi termasuk kereta commuterline Jabodetabek yang beberapa kali mengalami gangguan persinyalan dan sistem kelistrikan sehingga berhenti beroperasi.

PT KCI Borong 3 Rangkaian KRL dari China untuk Armada Jabodetabek

“Jangka pendek saya minta kepada PT KAI untuk membuat task force (satuan tugas) untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Jadi secara khusus katakan berkaitan dengan petir sudah dibentuk suatu tim untuk menganalisa beberapa kejadian itu menyelesaikan dengan cara-cara teknis yang baik,” kata ujar Budi dikutip dari keterangan resminya, Jumat 5 April 2019. 

Lebih lanjut Budi mengungkapkan, kondisi prasarana perkeretaapian di Jabodetabek saat ini sudah cukup lama dan diperlukan pembaruan. Kondisi tersebut mendukung terjadinya gangguan operasional kereta dengan intensitas yang cukup sering.

Malam Tahun Baru, KRL Commuter Line Beroperasi hingga Pukul 03.00 WIB

“Beberapa hal yang kita dapat simpulkan bahwa peralatan (prasarana perkeretaapian) yang ada di Jabodetabek ini pada usia yang memang sedikit lanjut dan terdapat beberapa kejadian ekstrem baik itu cuaca, hujan maupun petir," ujarnya. 

"Tim task force ini menyelesaikan hal-hal yang katakan berkaitan dengan rel, dan lain sebagainya pada titik-titik yang sudah diindikasikan bermasalah,” ungkapnya. 

Budi pun menargetkan, dalam jangka pendek ini permasalahan ini harus dapat diselesaikan. Khusus terkait prasarana yang sudah termakan usia, pihaknya untuk berkoordinasi dengan PT KAI merencanakan investasi yang diperlukan pembaharuan prasarana seperti rel dan listrik aliran atas (LAA).

“Perbaikannya jangka pendek, 2 minggu sampai 1 bulan hal-hal itu selesai tapi ada lagi yang jangka menengah yang 6 bulan atau 1 tahun karena hal ini berkaitan dengan anggaran. Kita akan koordinasikan berapa anggaran dan apa saja yang mesti diinvestasikan,” ujarnya.

Menhub berharap dengan adanya tim task force ini, jika ada kejadian terhambatnya operasional kereta commuterline Jabodetabek akibat cuaca ekstrem, dapat lebih diantisipasi sehingga tidak sampai mengganggu aktivitas masyarakat. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya