Mengenal Perjuangan Prajurit Estri di Museum Nasional

Pentas dongeng anak dari Teater Koma berjudul 'Sambang Jiwa Samber Nyawa' di Museum Nasional.
Sumber :
  • Josefina Kawilarang

VIVA – Sejumlah destinasi mengenal sejarah lewat wisata museum perlu dicoba orangtua untuk mengenalkan kepada anak-anak tentang pentingnya perjuangan. Salah satunya ada di Museum Nasional, di Jakarta Pusat.

Nominasi Piala Citra FFI 2023 Diumumkan di Museum Nasional, Ini Alasannya

Pada akhir pekan kemarin, Minggu, 30 Juni 2019, Museum Nasional menyuguhkan program wisata museum dalam bentuk dongeng untuk anak-anak. Pada pentas dongeng yang telah berlangsung selama tujuh tahun ini, kolaborasi dilakukan antara Dapoer Dongeng dan Teater Koma.

Pada pentas season ketujuh ini, Museum Nasional mengangkat tema Mpu dan Pande. Selain untuk mengenal para tokoh dalam cerita, dongeng ini dibuat dengan sangat jenaka agar anak-anak terhibur dan dapat mengetahui cerita serta sejarah dengan mudah.

Museum Nasional Indonesia Tutup 1 Tahun untuk Revitalisasi, Ini Alasannya

Pentas dongeng anak ini berjudul 'Sambang Jiwa Samber Nyawa'. Bercerita tentang Prajurit Estri yang berperang sambil menari. Pemeran lakon ini aktor Daisy Lantang dan Sir Ilham Jambak.

Cerita yang dipentaskan ini mengambil latar belakang tahun 1756 di Solo, ketika KGPAA Mangkunegara I atau Pangeran Samber Nyawa berjuang melawan VOC.

Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia Sarankan Pemerintah Buat Pedoman Mitigasi Bencana Museum

Pentas ini juga menghadirkan Juru Tari Pura Mangkunegara, Rambat Yulianingsih. Ia berperan sebagai Prajurit Estri, pasukan wanita Mangkunegaran.

Pementasan membahas soal pentingnya penguasaan tari bagi para prajurit Mangkunegaran. Walau terlihat lemah lembut, namun di dalam setiap gerakan tari terdapat jurus beladiri. Ada Beksan Wireng, yang merupakan salah satu tari perang yang dimiliki oleh Mangkunegaran.

Pengunjung terlihat sangat antusias dengan petas ini. Terutama anak-anak yang duduk di barisan depan. Mereka sesekali juga berinteraksi dengan para pemain Teater Koma. Gelak tawa, tepuk tangan tak berhenti sepanjang pentas digelar.

Anak-anak belajar menari di Meseum Nasional, Jakarta.

Selain pertunjukan, terdapat juga lokakarya Tari Beksan Wireng yang dipandu langsung oleh Rambat Yulianingsih. Anak-anak nampak bersemangat mengikuti arahan Rambat untuk menggerakan tubuh mereka untuk belajar menari. Acara kemudian diakhiri dengan menjelajahi Museum Nasional.

Pentas dalam program 'Akhir Pekan di Museum' ini digelar secara gratis, pengunjung hanya dikenakan biaya masuk Rp5.000. Pertujunkan digelar tiga kali, pada pukul 10.00, 11.00, dan pukul 12.30 Wib.

Anak-anak belajar mengenal sejarah di Museum Nasional Jakarta

Museum Nasional di Jakarta Pusat ini dibuka pada Selasa sampai Minggu. Jam buka pukul 08.00 - 16.00 WIB pada Selasa sampai Jumat. Sedangkan untuk akhir pekan Sabtu dan Minggu, museum buka pukul 08.00 - 17.00 WIB.

Laporan dan foto: Josefina Kawilarang / Jakarta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya