Getah Getih Dikritik, Anies Justru Bakal Buat Lebih Banyak Lagi

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Sumber :
  • Pemprov DKI

VIVA – Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan memastikan Getah Getih, instalasi bambu dengan nilai Rp550 juta yang sempat dipasang di Bundaran HI, bukan merupakan karya seni terakhir. Menurut dia, akan ada instalasi-instalasi lain serupa Getah Getih di tempat-tempat lain di Jakarta.

Kubu Anies Tuding Pencalonan Gibran Tidak Sah, KPU: Mengada-ngada

"Jadi ini bukan yang terakhir, kita akan buat lebih banyak lagi, di berbagai tempat," ujar Anies usai Anugerah KPAI di iNews Center, Jakarta, Jumat, 19 Juli 2019.

Anies menyampaikan, Getah Getih hanya instalasi seni yang dikhususkan untuk menyambut Asian Games 2018 di Jakarta. Instalasi seni itu memiliki makna yang dinilai sesuai juga dalam konteks perhelatan olahraga terbesar antar bangsa-bangsa se-Asia tersebut.

Menkopolhukam Minta Semua Pihak Hormati Langkah Kubu Anies dan Ganjar Gugat Hasil Pemilu ke MK

"Getah Getih itu instalasi bambu yang dibuat untuk menyambut Asian Games," ujar Anies.

Anies juga mengemukakan, Getah Getih dibuat dari bambu dengan maksud memberdayakan rakyat yang berkecimpung di industri bambu. Dia ingin instalasi-instalasi seni umum di Jakarta yang baru bisa memberdayakan juga rakyat, bukan korporasi.

Andi Arief Prediksi Nol Persen Kemungkinan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Menang di MK

"Waktu itu kita melihat bambu ini adalah material khas Indonesia, dan anggaran yang dikeluarkan itu dimanfaatkan langsung. Dirasakan oleh para petani bambu, para perajin bambu, para tukang yang bekerja di urusan perbambuan," ujar Anies.

Sebelumnya, Pemprov DKI membongkar seni bambu Getah Getih yang dipasang di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Dibongkarnya karya seni itu karena memang diproyeksikan hanya untuk menyambut Asian Games 2018.

Nilai pembuatan instalasi bambu sebesar Rp550 juta sempat menjadi pro dan kontra. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan jika uang pembuatan instalasi bambu tersebut larinya ke petani bambu. Ia membandingkan jika menggunakan bahan baku besi atau baja, bahan tersebut harus diimpor dari Tiongkok.

"Anggaran itu ke mana perginya? Perginya ke petani bambu. Uang itu diterima oleh rakyat kecil. Kalau saya memilih besi, maka itu impor dari Tiongkok mungkin besinya. Uangnya justru tidak ke rakyat kecil. Tapi kalau ini, justru Rp550 juta itu diterima siapa? Petani bambu, perajin bambu," ujar Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat, 19 Juli 2019. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya