LSI: Masuknya Ahok di BUMN Tak Perlu Legitimasi Publik

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ubaidillah

VIVA – Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby mengatakan, ditawarkannya mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bergabung di salah satu perusahaan BUMN oleh Menteri BUMN Erick Thohir tidak akan menimbulkan kontroversi.

Denny JA: Evaluator Kecurangan Pemilu Sebaiknya Akademisi, Jangan Politisi

"Masuknya Ahok sebagai direksi di BUMN tidak lagi memunculkan kontroversi atau pun efek buruk ke pemerintahan," kata Adjie saat dihubungi VIVA pada Rabu, 13 November 2019.

Itu karena, kata dia, ketika Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan partai tersebut berkoalisi dengan pemerintah, maka, koalisi ini meminimalisir pembelahan politik dan menjadi katalisator untuk rekonsiliasi.

Survei LSI: 60,5 Persen Masyarakat Tak Setuju Pendapat Pemilu 2024 Curang

"Kedua, jabatan Direksi BUMN tidak berhubungan langsung dengan publik atau bukan jabatan publik. Sehingga, tidak membutuhkan legitimasi publik," ujarnya.

Oleh karena itu, Adjie mengatakan posisi yang ditawarkan Menteri Erick ini bisa menjadi etalase politik Ahok.

Penerima Bansos Mayoritas Dukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024, Hasil Survei LSI

"Jika berhasil mengelola atau BUMN yang dipimpinnya punya prestasi, maka ini menjadi pintu masuk kembalinya Ahok dalam panggung politik," jelas dia.

Denny JA pada diskusi Creator Club di Grand Hyatt Hotel, Jakarta

Denny JA Usul Bentuk Koalisi Partai Semi Permanen 20 Tahun, Ini Alasannya

Pendiri LSI Denny JA mengatakan, perlu kesinambungan leadership agar selama 20 tahun ke depan berada pada kerangka makro legacy yang sama.

img_title
VIVA.co.id
7 Maret 2024