Korban Banjir Petamburan Keluhkan Distribusi Bantuan

Banjir di Petamburan
Sumber :
  • VIVAnews/Rifki Arsilan

VIVA –  Banjir yang melanda pemukiman padat penduduk Petamburan, Jakarta Pusat telah mengisolir ratusan warga. Genangan banjir di Petamburan masih tinggi.

KPU DKI Sudah Antisipasi Banjir saat Proses Pemungutan Suara Pilgub 2024

Warga yang kesulitan menerima bantuan seperti yang tinggal di sejumlah Rukun Tangga (RT) yang berada di lingkungan Rukun Warga (RW) 03, Kelurahan Petamburan, Jakarta Pusat.

Ketua RT08/RW03, Sartoni mengatakan, posisi tempat tinggal warganya terletak lebih rendah dibandingkan RW-RW lainnya. Maka itu, genangan air yang paling parah terdapat di lingkungan RW.03. 

40 RT dan 5 Ruas Jalan Jakarta Masih Terendam Banjir

Menurut Sartoni, sekitar 6 RT yang terisolir banjir. Warga yang terisolir hingga saat ini masih belum mendapatkan bantuan dari Pemprov DKI Jakarta.

"Dinsos Jakarta Pusat bikin dapur umum di daerah Kober sana. Tapi masalahnya akses dari dapur umum ke sini itu susah. Jadi, warga dari kemarin bisa dikatakan belum ada bantuan untuk warga di sini," kata Sartoni kepada VIVAnews di Jalan Petamburan II, Jakarta Pusat, Kamis, 2 Januari 2020.

Petugas Gabungan Pasang Bronjong di Tanggul Jebol Kali Hek Kramat Jati

Ia menambahkan, sebagian warganya saat ini mengungsi di musala Al-Amanah yang terletak di lingkungan SDN Petamburan 05. Mayoritas yang menginap di pengungsian adalah ibu-ibu dan anak-anak. Mereka membuat dapur umum mandiri untuk memenuhi kebutuhannya sementara ini.

"Akhirnya kita membuat dapur umum mandiri. Karena dapur umum dari Pemprov DKI sangat terbatas, dan akses warga ke sana juga sulit," paparnya.

Ia mengeluhkan, distribusi bantuan logistik untuk warga korban banjir. Menurut Sartoni, dapur umum yang didirikan Dinsos Jakarta Pusat tidak dapat memenuhi kebutuhan warga korban banjir. Sehingga, warganya berinisiatif untuk membangun dapur umum mandiri untuk memenuhi kebutuhan pangan di posko pengungsian Musala Al-Amanah.

"Terakhir tadi malam jam 11 malam, saya di telpon Pak RW untuk ambil nasi bungkus sebanyak 30 bungkus di dapur umum sana. Tapi karena sudah malam sekali, warga juga sudah pada tidur, akhirnya saya tidak kesana," kata Sartoni.

Dalam kesempatan berbeda, Lurah Petamburan, Parsiyo mengakui, keberadaan dapur umum Dinas Sosial berada jauh dari lokasi banjir RW3 Petamburan. Hanya saja, lanjut Parsiyo, pihaknya sudah berkoordinasi dengan seluruh pengurus RW untuk membantu mendistribusikan logistik dari dapur umum untuk warga terdampak banjir.

"Jadi makanan dari dapur umum itu kita serahkan kepada Ketua RW nya masing-masing. Jadi RW-RW itu yang mendistribusikan kepada warganya," kata Parsiyo.

70 Persen Terendam

Parsiyo menambahkan, banjir di wilayah Petamburan telah merendam hampir 70 persen pemukiman penduduk di sejumlah RW yang terletak di kelurahan Petamburan.

"70 persen di wilayah ini kena genangan. RW 1 ada 8 RT, RW 2 ada 3 RT, RW 3 ada 13 RT, RW 4 ada 3 RT, RW 5 sekitar ada 4 RT, RW 8 ada sekitar 4 RT, dan RW 9 juga ada sebagian RT yang terdampak," kata Parsiyo, Kamis, 3 Januari 2020.

Ia menjelaskan, genangan air yang masuk ke pemukiman warga setinggi antara paha hingga dada orang dewasa. Banjir itu melumpuhkan sejumlah akses ke pemukiman padat penduduk. "Kantor lurah saja itu sudah tinggi posisinya, tapi air juga masuk. Di depan kelurahan itu sudah segini (dada)," ujarnya.

Menurut Parsiyo, banjir yang masuk ke pemukiman warga disebabkan curah hujan yang tinggi sejak malam pergantian tahun baru sampai dini hari tadi. Selain itu, drainase atau saluran air warga yang mengarah ke Kali Banjir Kanal Barat (BKB) tidak dapat mengalir dengan baik. 

"Karena air di BKB juga sudah tinggi, jadi air dari sini gak bisa lagi mengalir di Banjir Kanal Barat. Padahal kita sudah mengoperasikan 6 pompa stationer yang ada di sepanjang bataran BKB ini," kata Parsiyo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya