Cari Penyebab Bentrok Ormas di Bekasi, Polisi Periksa Lima Orang

VIVAnews - Polres Metro Bekasi Kota minta dua kelompok organisasi masyarakat yang bentrok pada Kamis, 21 Mei 2020, malam, kemarin bisa mengendalikan anggotanya untuk tak mudah terprovokasi guna menjaga situasi kondusif di wilayah Bekasi.

Ending Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Israel Rugi Rp 16,3 T Tahan Serangan Iran

Kedua ormas sepakat bahwa penanganan dan pengusutan insiden keributan itu diserahkan kepada kepolisian. Polisi masih mendalami motif dibalik bentrokan tersebut, termasuk soal dugaan awal kalau bentrok dipicu oleh anggota ormas yang tidak membayar kopi pesanannya.

"Ini masih kita dalami terkait dengan masalah tersebut. Memang diantaranya seperti itu (tidak bayar kopi), namun tidak menutup kemungkinan ada hal yang lain sehingga mungkin berakibat adanya saling ribut," kata Kapolres Metro Bekasi Kota, Komisaris Besar Polisi Wijonarko, saat dikonfirmasi wartawan, Jumat, 22 Mei 2020.

Dave Laksono: Bentrok TNI AL vs Brimob Polda Papua Barat Harus Diselidiki Sampai Tuntas

Dia menambahkan sejauh ini pihaknya telah memeriksa sebanyak lima orang sebagai saksi terkait bentrokan tersebut. Hingga kini, polisi masih mencari saksi-saksi lainnya.

Penyidik masih terus mengumpulkan barang bukti dan meminta keterangan para saksi. Sehingga, belum ada sosok yang ditetapkan sebagai tersangka buntut bentrokan.

Penjelasan Kadispenal soal Anggota TNI AL Bentrok Dengan Brimob di Pelabuhan Sorong

"Ada sekitar 5 (saksi yang diperiksa) tapi akan bertambah terus karena ini prosesnya akan terus berjalan," kata dia lagi.

Sebelumnya diberitakan, bentrokan antara ormas Pemuda Pancasila (PP) dengan Persaudaraan Setia Hati Terate pecah di Jalan I Gusty Ngurah Rai, Bintara, Kota Bekasi, Kamis malam, 21 Mei 2020. Akibatnya, empat unit sepeda motor hangus terbakar.

Dugaan awal, bentrok dua kelompok ini ternyata dipicu sepele. Penyebabnya, pemuda dari kelompok Pemuda Pancasila tidak mau bayar kopi yang sudah diminumnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya