Wali Kota Depok Kena Sentil Mendagri karena Pakai Masker N95

Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, dan Wali Kota Depok Mohammad Idris.
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan

VIVA – Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, menegur Wali Kota Depok, Mohammad Idris, yang mengenakan masker N95 ketika hadir dalam acara Gerakan Dua Juta Masker di kantor Kecamatan Tapos, Depok, Jawa Barat, Kamis, 13 Agustus 2020.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Kepada Idris, Tito mengatakan bahwa masker N95 semestinya diperuntukkan bagi tenaga medis karena jumlahnya yang terbatas.

“Masker ini macam-macam, masker yang dipakai Pak Wali itu N95, fine itu terbaik. Tapi saran dari beberapa ahli karena terbatas sebaiknya digunakan tenaga medis yang berhadapan dengan yang positif,” ujarnya.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Jenis masker yang kedua adalah masker bedah. Masker ini mampu menahan 40 hingga 50 persen partikel yang masuk, tetapi kelemahannya tak bisa dicuci.

Sedangkan masker yang paling banyak digunakan, yaitu masker kain. Masker jenis ini dinilai efektif untuk mencegah penularan virus, sekaligus dapat dicuci dan digunakan kembali.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Baca juga: Luhut Sebut Arak Bali Bisa Turunkan Angka Penderita COVID-19

Tito menerangkan, menurut penelitian, jika dua orang bertemu tak memakai masker, maka keduanya berisiko 90 persen tertular atau menularkan COVID-19. Jika satu orang memakai masker sedangkan yang lainnya tak pakai masker, risiko penularan virus sebesar 30 persen.

“Kalau pakai masker satu, yang sakit pakai masker, risikonya lima persen. Kalau dua-duanya pakai, itu 1,5 persen,” ujarnya.

Dengan hasil penelitian itu, Tito meminta seluruh masyarakat, termasuk warga Depok, untuk selalu menggunakan masker. Sebab, menurutnya, kebijakan lockdown tak mungkin diterapkan di Depok maka yang harus dilakukan adalah me-lockdown wajah, dengan cara menutup mulut dan hidung menggunakan masker.

“Kita enggak bisa melakukan lockdown Depok, tidak mungkin dan yang kita lakukan lockdown muka, lockdown hidung dan mulut kita,” katanya.

Mantan Kapolri ini menilai, kebijakan lockdown akan membuat repot banyak pihak. “Sudahlah daripada kita lockdown kota susah, nanti Pak Wali menegakkannya, juga TNI/Polri setengah mati, satpol PP bisa-bisa nanti digebukin,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya