Dugaan Pelecehan Anand Krishna

Pengakuan Tara: Saya Tak Mau Ada Korban Lagi

VIVAnews - Tokoh spiritual Anand Krishna, tiba-tiba menjadi buah bibir. Dia dilaporkan oleh para mantan muridnya ke Komisi Nasional (Komnas) Perempuan pada Jumat 12 Februari 2010, atas dugaan pelecehan seksual. Salah satu pelapor adalah Tara Pradipta Laksmi, gadis yang baru berusia 19 tahun.

Eks Sespri Sekjen Ungkap BAP KPK Bocor ke Pejabat Kementan

Mengenakan gaun putih, Tara nampak tegar ketika ditemui di sebuah rumah di kawasan Cipete, Minggu 14 Februari 2010.

Namun, ketegarannya luruh ketika menceritakan kronologi kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan mantan guru spiritualnya itu. Gadis berkacamata itu tak kuasa menahan tangis. "Saya trauma," kata dia, sambil mengelap air mata dengan tisu.

Siswa SMP Dibacok dan Dibegal Saat Pulang Sekolah Sendirian

Meski sakit hati, Tara memutuskan untuk tampil ke publik dan menceritakan pengalamannya. Alasannya, dia tak ingin ada korban lainnya. "Saya bayangkan hal yang lebih buruk bisa menimpa orang lain."

"Kalau niat memperburuk nama orang lain, saya tidak akan memberikan pengakuan yang mempertaruhkan nama baik saya," tambah Tara, sambil bercucuran air mata.

Berikut petikan penuturan Tara kepada VIVAnews tentang kronologi kasus, tentang trauma yang dia rasakan, dan harapannya di masa depan.

Bisa diceritakan awal mula Anda bergabung dengan perguruan Anand Krishna?

Setuju Pembatasan Impor Barang Jadi Elektronik

Saya mengetahuinya dari keluarga. Secara resmi saya mulai bergabung sejak Juli 2008. Saat itu ada retreat untuk anak muda. Saya menjadi koordinator untuk wilayah Jakarta. Awalnya saya lihat programnya oke-oke saja.

Apa yang Anda cari di sana?

Tempatnya berbeda dengan yang lain. Ada meditasi, kami diajarkan bisa mengontrol stres dengan stress management.

Kapan tepatnya Anda sadar ada yang tidak beres dalam perguruan ini?

Saya mulai sadar--bahwa saya telah dicuci otak--pada akhir 2008. Saya awalnya aktif di grup muda-mudi. Semuanya diperlakukan biasa saja, sama saja. Setelah itu ada perlakuan khusus.

Maksudnya?

Anand Krishna mulai mendekati saya, awalnya  lewat Facebook dengan menulis pesan di inbox dan wall saya. Saat itu, saya merasa spesial karena tidak semua orang mendapat perhatian seperti itu.

Saya mulai dekat dengan mereka [lingkaran dalam Anand Krishna] dan sering diminta lebih intens menginap di padepokan di Ciawi. Saya juga mulai mendapat hadiah-hadiah kecil seperti patung, gelang dan kristal.

Saya tiba-tiba merasa sangat jatuh cinta kepada Anand Krishna, seperti perempuan terhadap laki-laki. Bersamaan dengan itu ada pelajaran bakti kepada guru. Dan juga kisah Mirabai dengan tokoh yang ditonjolkan adalah Krishna [Dewa Hindhu]. Di dalamnya juga ada cerita-cerita mengenai Krishna dengan gopi-gopinya [perempuan-perempuan yang mengelilinginya]. Saat itu saya merasa menjadi gopi dan dia [Anand] sebagai Krishna.

Selanjutnya apa yang terjadi?

Sekitar Maret 2009 saya semakin mengiyakan apa yang mereka minta. Saya disuruh untuk keluar dari kampus. Awalnya saya tidak mau karena memang saya menyukai kuliah saya (di bidang desain). Tapi lama-kelamaan saya makin menuruti apa yang mereka katakan hingga melawan orang tua saya.

Saya makin dekat dan diperbolehkan masuk ke kamar Anand Krishna di Layurvedha (Kawasan Fatmawati). Pertama-tama saya dibawa ke kamarnya di lantai tiga di rumah terapi dan spa Layurvedha dengan asistennya. Saya disuruh, setelah ke kampus, sering-sering datang ke sana. Lama-lama saya sendirian masuk ke kamar Anand Krishna.

Dari situ Anand Krishna mulai memegang-megang saya. Mulai dari memegang tangan saya, mencium kening, meraba-raba bagian tubuh atas. Dia melakukannya di luar program ritual.

Saya sadar waktu dia melakukan perbuatan itu kepada saya. Hati saya menolak tapi fisik saya tidak bisa melawan. Sama halnya ketika saya melawan orangtua saya.

Melawan orang tua?

Ya. Puncaknya terjadi pada tanggal 14 Juni 2009. Saya merasa sudah saatnya keluar dari rumah dan saya memaksa keluar dari rumah. Saat itu saya tidak ingat apa yang saya ucapkan dan saya lakukan.

Menurut Anand Krishna, saya sudah dewasa (waktu itu berumur 18 tahun) dan berhak atas nasib saya sendiri.

Tetapi keluarga tidak setuju dan menahan saya. Lalu saya menelepon pihak Anand Krishna, lalu ada 40 orang yang datang ke rumah saya dari kelompok Anand Krishna. Enam orang diantaranya masuk ke dalam rumah dipimpin MS dan YN. Sedangkan yang lain menunggu di luar. Setelah berdiskusi dengan keluarga, akhirnya saya pindah di kos dekat kampus.

Setelah peristiwa itu apa yang terjadi?

Setelah insiden itu, orang tua saya curiga. Anand Krishna dan MS sering sekali mengirim SMS dan menelepon saya. Bahasa-bahasa yang digunakan [Anand Krishna] I love you, you are my angel, seperti itulah. Saya panggil Anand Krishna Bapak, dia panggil saya Tara, kadang-kadang Angel. Setelah mengetahui apa yang terjadi pada saya, orang tua lantas mencari informasi dan mendapati kabar bahwa ada praktek seks di sana.

Berapa lama Anda mengalami pelecehan seksual?

Kejadiannya Februari sampai Juni 2009. April-Juni 2009 adalah saat yang paling parah

Setahu Anda ada korban pelecehan seksual yang lain?

Sejauh yang saya ketahui belum ada yang seperti saya.

Pernah bicara antar teman di perguruan?

Muda-mudi seperti kami belajar bakti, salah satunya adalah bakti ke guru. Guru lebih penting dari siapapun. Di antara murid-murid sendiri nggak boleh gosip. Curhatpun dengan orang tertentu, seperti pada MS dan LN.

Kapan Anda sadar telah dilecehkan?

Setelah  14 Juni, keluarga dan pengacara mengambil saya dari kos-kosan. Keluarga menghalangi saya dari mereka dan membatasi. Lalu, saya dihipnoterapi psikolog.

Ketika sadar, sekitar September, awalnya saya syok [karena telah dilecehkan], sulit membuka diri. Keluar rumah lihat kanan kiri, memastikan diri aman dari kelompok Anand Krishna.

Mengapa Anda berani muncul ke publik dan menceritakan pelecehan seksual yang Anda alami?

Saya nggak mau ada yang jadi korban seperti saya, merasakan seperti apa yang saya rasakan. Saya sangat trauma.

Pihak Anand Krishna membantah pernyataan Anda.

Saya tahu resiko saya dengan melaporkan. Saya bayangkan hal yang lebih buruk bisa menimpa orang. Apalagi sekarang mereka sedang merekrut remaja. Kalau niat membuat namanya buruk saya tidak akan memberikan pengakuan yang mempertaruhkan nama baik saya.

Bagaimana kalau Anand Krishna menggugat balik Anda atas dugaan pencemaran nama baik?

Saya siap.

Setelah Anda melaporkan ke Komnas perempuan, ada komunikasi dari Anand Krishna?

Sampai sekarang nggak ada. Dari akun Facebook yang aku buka kemarin, belum ada sama sekali yang kirim pesan.

Harapannya dari kasus ini?

Mereka stop melakukan hal ini. Jangan lagi ada korban. Mama [Ibu Tara] menelepon para orang tua yang anaknya di sana, meminta mereka berhati-hati. Tapi, mereka tidak mempercayainya.

Setelah masalah ini selesai, apa yang ingin Tara lakukan?

Saya ingin kembali kuliah.

(Bantahan dari pihak Anand Krishna: Klik di sini)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya