Kritik PDIP untuk Rezim PKS di Depok: 15 Tahun Hasilnya Seperti Ini

Pradi Supriatna dan Afifah Allia mendaftar sebagai pasangan bakal calon wali kota dan wakil wali kota Depok ke KPU setempat.
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan

VIVA – Dua belas partai politik menyatakan berkoalisi untuk memenangkan pasangan Pradi Supriatna-Afifah Allia sebagai bakal calon wali kota dan wakil wali kota Depok dalam Pilkada Tahun 2020.

Pelanggaran Netralitas ASN Diprediksi Naik 5 Kali Lipat di Pemilu 2024

Gabungan partai parlemen dan nonparlemen itu menamakan diri Koalisi Depok Bangkit. Partai parlemen terdiri dari Gerindra, PDIP, Golkar, PSI, PKB, dan PAN dengan total 33 kursi di DPRD Kota Depok. Partai nonparlemen meliputi Perindo, Nasdem, PBB, Hanura, PKPI, dan Partai Garuda.

Pradi-Afifah juga disokong sejumlah ormas besar, yakni Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi), Forum Betawi Rempuk (FBR), Pemuda Pancasila (PP), Front Pemuda Muslim Maluku (FPMM), dan Badan Potensi Pembinaan Keluarga Besar (BPPKB) Banten.

Analisis Komunikasi Politik dalam Rencana Pertemuan Prabowo dengan Megawati

Baca: Berkas Diterima KPU Depok, Idris Tak Ingin Isu Ijazah Palsu Diungkit

Mereka bertekad ingin mengakhiri rezim Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang telah 15 tahun berkuasa di Kota Depok. Partai Golkar dan PAN mengklaim menjanjikan banyak perubahan bagi kota Depok dan mereka meyakini dapat memenangkan pasangan Pradi-Afifah.

Pidato Wajah dan Fisik di Gelora Bung Karno

Ketua PAN Depok Igun Sumarno mengklaim seluruh kader dan simpatisan akan berjuang secara maksimal. “PAN itu samina wa’atona, jadi tidak ada yang ke sana-kemari. Seluruh kader militan, pemilih kami di Depok, ada 87 ribu, dan itu kita jamin serats persen akan ke Pradi-Afifah,” katanya pada Senin, 7 September 2020.

Pasangan Pradi-Afifah dianggap akan menjadi tawaran baru bagi Depok setelah selama lima belas tahun dikuasai rezim PKS. "... lima belas tahun kita merasa banyak yang belum dilaksanakan, sehingga mungkin dengan Pak Pradi dan Bu Afifah bisa membawa perubahan,” kata Ketua PKB Depok Selamet Riyadi.

PDIP memastikan koalisi besar itu tidak hanya omong besar untuk menumbangkan rezim PKS. Mereka mengaku berniat tulus membenahi Depok dan cukup sudah masyarakat memberikan kesempatan selama lima belas tahun untuk PKS.

“Giliran kami benahi Kota Depok karena kalian sudah diberi lima belas tahun, dan hasilnya seperti ini. Apa pun yang kalian janjikan kenapa tidak lima belas tahun yang lalu kalian kerjakan. Tetapi hari ini kita akan kerjakan sama-sama,” kata Sekretaris PDIP Kota Depok Ikravany Hilman.

Partai Gerindra, motor utama koalisi itu, menjanjikan kemenangan mutlak karena sudah memahami strateginya saat partai itu berkoalisi dengan PKS dalam Pilkada Tahun 2015. Pasangan Pradi-Afifah, menurut Sekretaris Partai Gerindra Depok Hamzah, sesuai hasil survei, sudah relatif unggul.

“Sangat yakin menang, dan telah dibuktikan dengan dua kali survei. Insya Allah kami menang. Hasil surveinya yang jelas menang dua digit dari pihak lawan,” kata Hamzah.

PKS kembali mengusung petahana Mohammad Idris sebagai calon wali kota Depok, didampingi Imam Budi Hartono, yang merupakan anggota DPRD Jawa Barat, kader partai itu.

Idris-Budi didukung juga Partai Demokrat dan PPP serta satu partai nonparlemen, Partai Berkarya. Mereka menyebutnya sebagai Koalisi Tertata Adil Sejahtera (TAS).

Koalisi itu memiliki perolehan 17 kursi di DPRD Kota Depok. Mereka mendaftarkan jagoan mereka ke KPU pada Minggu, 6 September 2020. Idris-Imam adalah kandidat penutup batas akhir pendaftaran. (lis)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya