164 Santri di Tangerang Reaktif, 10 Orang Positif COVID-19

Tes COVID-19 pada 164 Santri di Kecamatan Sukamulya, Tangerang Banten
Sumber :
  • VIVA/ Sherly

VIVA – Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, telah melakukan pemeriksaan pada 164 santri yang reaktif COVID-19, di salah satu yayasan yang terletak di Kecamatan Sukamulya, Tangerang.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Ratusan santri itu telah menjalani tes swab yang dilakukan oleh Puskesmas Sukamulya serta pengelola yayasan.

"Dari ratusan santri itu, kita temukan 10 di antaranya positif COVID-19," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Desi Riana Dinardianti, Senin, 19 Oktober 2020.

Kemenag Berikan Bantuan untuk Pendidikan Islam dan Pesantren: Simak Syarat dan Ketentuannya

Baca juga: Viral, Sekuriti Geruduk Warga karena Rumah Dipenuhi Mobil Mewah

Dia menyebutkan, dalam pemeriksaan itu, pihaknya bekerja sama juga dengan pihak kecamatan. Hal itu mengingat, ratusan santri yang reaktif tersebut telah dipulangkan oleh pengelola yayasan.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

"Kita juga kerja sama dengan pihak kecamatan, dan di sini para santri yang positif COVID-19 akan menjalani isolasi mandiri," ujarnya.

Ia juga mengingatkan kepada setiap pengelola yayasan atau pesantren, bila ada di lingkungan yang reaktif COVID-19, maka yang bersangkutan harus dilakukan isolasi mandiri agar virus tidak menyebar di lingkungan baru, bukan dipulangkan.

"Harusnya santri tidak dipulangkan tetapi harus isolasi mandiri dan dipisahkan dengan santri yang lain selama 14 hari, begitu juga yang positif harus diisolasi di rumah sakit yang ditunjuk atau di hotel singgah penanganan COVID-19 di Hotel Yasmin Kabupaten Tangerang," tuturnya.

Tak hanya itu, seharusnya saat diketahui hasil rapid test reaktif, santri tersebut harusnya tetap berada di pesantren agar tetap dalam pengawasan. 

"Santri yang hasilnya reaktif harusnya dilakukan pemisahan dan tidak dicampur dengan santri-santri yang lain, dan para santri yang reaktif tersebut tidak diizinkan untuk keluar karena dalam pengawasan," ujarnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya