Banjir Merendam 12 Kecamatan di Bekasi, 73 Rumah Disapu Puting Beliung

Debit sungai Citarum di Muaragembong Bekasi naik imbas curah hujan yang tinggi
Sumber :
  • Polsek Muaragembong

VIVA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mencatat setidaknya ada 12 kecamatan di wilayah Kabupaten Bekasi yang terendam banjir dengan ketinggian bervariatif, imbas tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir.

100 Kilometer Jalan di Jateng Rusak karena Banjir, Perbaikan Dikebut hingga H-7 Lebaran

"Banjir tersebar di 12 kecamatan dengan ketinggian air 30-150 sentimeter. Selain banjir, bencana angin puting beliung juga menyapu permukiman warga di Desa Tamansari, Kecamatan Setu," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi Henri Lincoln di Cikarang, Senin, 8 Februari 2021.

Dia mengatakan 12 wilayah terdampak banjir itu adalah Cibitung, Tambun Utara, Tambun Selatan, Cikarang Utara, Cabangbungin, Pebayuran, Sukawangi, Sukakarya, Cikarang Timur, Sukatani, Babelan, dan Kecamatan Muaragembong.

Sempat Terendam Banjir, Polri Sebut Jalan Demak-Kudus Bisa Dilalui Pemudik

"Untuk Muaragembong di Desa Pantai Harapan Jaya, dan khusus Kecamatan Setu bencana puting beliung," ucapnya.

Pemerintah daerah bersama kepolisian dan TNI terus melakukan pemantauan guna penanganan warga terdampak banjir di beberapa lokasi. "Sekitar 5.672 kepala keluarga yang terdampak sudah dalam penanganan petugas di lapangan dan air juga sudah mulai surut hari ini," ucapnya.

Korban Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Bandung Barat Bertambah Jadi 4 Orang

Dia menjelaskan musibah banjir ini berawal dari hujan deras disertai angin kencang pada Sabtu (6/2) hingga Minggu (7/2). Hujan dengan intensitas tinggi itu menyebabkan genangan air di 92 titik yang tersebar di 27 desa dan kelurahan.

Pihaknya mencatat sedikitnya ada 13.021 kepala keluarga yang menjadi korban banjir serta angin puting beliung yang menerjang Kecamatan Setu pada Minggu (7/2). "Untuk rumah yang terdampak puting beliung, yakni 38 rumah rusak berat dan 35 rumah lainnya mengalami kerusakan ringan," katanya.

Selain hujan dan angin, kata dia, banjir juga disebabkan meluapnya sejumlah sungai ke permukiman warga yang tinggal di bantaran sungai. "Seperti luapan air yang berasal dari Sungai Ciherang, Cibeet dan Sungai Citarum," katanya.

Pemerintah daerah telah menyiagakan perahu karet untuk mengevakuasi warga terdampak banjir. Selain itu, relawan dibantu pihak kepolisian dan TNI juga menyalurkan bantuan logistik serta mendirikan posko banjir di beberapa tempat untuk penanganan langsung di lokasi banjir.

Henri mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai cuaca ekstrim yang terjadi saat ini. Kondisi tersebut diperkirakan masih terus terjadi hingga beberapa bulan ke depan. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya