Evaluasi Sekolah Tatap Muka, Dukungan Orangtua Masih Rendah

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Ahmad Farhan Faris.

VIVA – Hasil evaluasi pembelajaran tatap muka di 85 sekolah Provinsi DKI Jakarta, yang mulai berlangsung kemarin Rabu, 7 April 2021 berjalan dengan baik. 

Riza Patria Ngaku Tidak Pernah Minta Jadi Cagub DKI ke Partai Gerindra

"Kemarin menurut informasi, sejauh ini bagus, tidak ada masalah, lancar, prosesnya sesuai dengan perencanaan yang baik, tahapannya baik," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria di Jakarta, Kamis, 8 April 2021. 

Menurutnya, lokasi sekolah tatap muka para siswa mulai Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) diberi disinfektan dan dibersihkan setiap hari. 

Penerapan Zonasi PPDB Sekolah Dinilai Belum Efektif

"Saya kira ini berproses secara baik. Mudah-mudahan dukungan kita semua bahwa proses pembelajaran campuran ini bisa terlaksana dengan baik," katanya. 

Pada akhirnya nanti Pemprov DKI Jakarta akan melakukan evaluasi ke depan, apakah bulan Juni-Juli ini nanti bisa memulai sekolah tatap muka yang dapat diperluas jumlahnya.

Refleksi Program Sekolah Menengah Kejuruan Sebagai Pusat Unggulan

Kendati begitu, Riza memang mengakui masih rendahnya partisipasi orang tua yang mengizinkan anaknya ikut belajar sekolah tatap muka secara langsung. 

"Memang masih rendah dukungan orang tua untuk mengizinkan anak sekolah tatap muka. Memang masih 20-30 (persen partisipasi orang tua) ini ke depan akan meningkat seiring proses pembelajaran selama 2 bulan ini," ujarnya. 

Riza yakin, ke depannya orang tua akan semakin memahami, mengerti bahwa pembelajaran tidak semuanya dilakukan secara online. Secara offline jauh lebih baik, apalagi untuk pelajaran tertentu yang membutuhkan diskusi, interaksi, apalagi praktik.

"Saya kira berproses saja, memang ada kekhawatiran, ini sesuatu yang wajar, tidak ada masalah luar biasa, nanti para orang tua juga pada saatnya akan memahami, dan mengerti," ujarnya. 

Pemprov khususnya dinas pendidikan berupaya meningkatkan dan mengoptimalisasi proses pembelajaran terbatas ini dengan sebaik-baiknya, menimbulkan kepercayaan publik khususnya para orang tua.

"Kita pastikan cara belajar mengajar secara offline-online terbatas campuran ini terlaksana dengan baik, dengan begitu orang tua akan percaya. Memang kembali kepada kita, kepada orang tua, kepada siswa tersebut, tenaga pendidik, kami pemerintah dan tentunya masyarakat," katanya. 

Baca juga: Astaga, Sepasang Anak Muda Coret Lukisan Senilai Rp7,3 Miliar

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya