Banjir di Cipinang Melayu dan Kalibata, Wagub Singgung Pembangunan GBK

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria.
Sumber :
  • VIVA/Ahmad Farhan Faris

VIVA – Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan penyebab mengapa wilayah Kalibata, Condet dan Cipinang Melayu kerap kali sering mengalami banjir setiap hujan intensitas tinggi di Ibu Kota.

Banjir Bandang di Brasil, Tim Penyelamat Evakuasi Korban di Atap Rumah dan Apartemen

Riza mengakui, bahwa memang kontur tanah di wilayah Jakarta ini memang rendah dan berada di permukaan air laut, termasuk daerah Cipinang Jakarta Timur.

"Memang beberapa titik ada di Condet, dan Kalibata di beberapa titik memang rendah. Banyak penyebabnya di antaranya zaman dulu waktu kita bangun Gelora Bung Karno (GBK) itu dulu diuruk, (tanah) uruknya dari mana, dari situ tempat-tempat Kalibata dan lain sebagainya diuruk sehingga lahan yang dikeruk menjadi kubangan," katanya.

Ratusan Hektare Sawah di Bombana Sultra Gagal Panen akibat Banjir, Pemkab Minta Bantuan Pusat

"Sekarang kubangan itu karena sulitnya lahan oleh warga dijadikan pemukiman. Kalau hujan ya banjir jadi kubangan," sambungnya.

Tentunya, Ariza menyakini akan ada solusi mengatasi banjir di lokasi itu. Nantinya dari Dinas Sumber Daya Air Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mencari solusi terbaik terkait titik-titik yang memang menjadi kubangan dan menjadi pemukiman dan di lokasi itu akibatnya sangat rendah.

Kemendagri Dorong Pemda Terdampak Bencana Pangan Segera Tetapkan Status Tanggap Darurat

"Di antaranya konsep yang sudah pernah kami sampaikan di situ nanti harus dibangun Rusunawa-Rusunami sehingga bawahnya kosong. Ketika kemarau jadi basement, jadi tempat bermain. Ketika hujan, banjir, jadi tempat tampungan air. Banyak ada di Jaktim dan Jaksel," ujarnya.

Baca juga: Polisi: Peluru Nyasar di Cilandak Bukan dari Lapangan Tembak Marinir

Penampakan Banjir Bandang di Brasil (Doc: The Sundaily)

Korban Banjir Bandang Brasil Bertambah Menjadi 83 Orang

Jumlah korban tewas akibat serangkaian bencana banjir di negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil selatan, telah meningkat menjadi sedikitnya 83 orang.

img_title
VIVA.co.id
7 Mei 2024