Varian Baru COVID-19 Masuk Jakarta, Dinkes Minta Warga Waspada

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti.
Sumber :
  • VIVA/Syaefullah

VIVA – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti, mengkhawatirkan adanya kasus COVID-19 varian baru yang sudah masuk wilayah Ibu Kota.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Ia merinci, varian baru mutasi virus Sars-Cov-2 atau COVID-19, yakni varian yang berasal dari India, di mana transmisi virus ini sudah ada di Jakarta. Maka, ada beberapa varian yang harus diwaspadai, terutama varian Delta B1617.2 yang sudah bertransmisi di Jakarta.

“Varian baru ini cukup merepotkan karena mereka memiliki kemampuan tersendiri untuk menginfeksi kita. Seperti kita ambil contoh varian Delta B1617.2 yang amat mudah menyebar dan varian Beta B1351 yang amat mudah membuat gejala menjadi berat atau lebih mematikan,"  kata Widyastuti, Selasa, 15 Juni 2021.  

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Meskipun menurut penelitian terakhir, lanjut dia, seluruh varian masih dapat diantisipasi dengan vaksin tetapi ini benar-benar harus diwaspadai bersama. 

Melihat Jakarta yang memasuki fase krusial dan mencegah agar tak masuk fase genting, Widyastuti, memastikan seluruh jajaran Pemprov DKI kini tengah bekerja menyiapkan antisipasi jangka pendek terlebih dahulu dengan menambah semaksimal mungkin kapasitas keterisian tempat tidur isolasi atau Bed Occupancy Rate (BOR).

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Sebab, seperti diketahui, ada peningkatan keterisian pasien COVID-19. Per tanggal 31 Mei 2021, kapasitas tempat tidur isolasi di Jakarta sebesar 6.621 dan terpakai 2.176 atau 33 persen dan ICU sebesar 1.014 dan terpakai 362 atau 36 persen.

“BOR kita juga naik signifikan, per tanggal 14 Juni kapasitas tempat tidur isolasi sebanyak 7.341 terisi 5.752 atau sudah menyentuh 78 persen hanya dalam 2 minggu dan ICU sebesar 1.086 terisi 773 atau 71 persen," ujarnya.

Lebih lanjut, kata dia, dari 78 peren keterisian tempat tidur tersebut 25 persennya merupakan warga luar DKI Jakarta. Namun, ia tetap untuk tak membeda-bedakan pelayanan, tetapi ini menjadi peringatan bahwa virusnya tak mengenal batas wilayah.

“Hal ini harus kita antisipasi dengan terus menambah jumlah BOR," ungkapnya.

Maka dari itu, Pemprov DKI Jakarta telah menggandeng berbagai pihak dan memanfaatkan berbagai sumber daya untuk menambah BOR. Pemprov DKI berencana menambah fasilitas isolasi mandiri bekerja sama dengan pusat dengan BNPB, seperti Rusun Nagrak Cilincing, Wisma PMII, dan Wisma Ragunan yang nantinya akan digunakan sebagai fasilitas tambahan, bila Wisma atlet mengalami lonjakan orang yang harus ditangani.

Selain penambahan kapasitas BOR, menurut Widyastuti, Pemprov DKI Jakarta juga tengah mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk menambah tracer (petugas yang akan melakukan pelacakan). Tracer inilah yang nantinya memegang peran penting untuk melakukan deteksi dini. Sehingga, pengendalian dapat dilakukan dengan baik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya