Sejumlah Orang Ngaku Wartawan Ambil Sembako untuk Peserta Vaksin

Ilustrasi Sembako.
Sumber :

VIVA – Sejumlah orang yang mengaku sebagai wartawan mendatangi lokasi vaksinasi di Universitas Ibnu Chaldun, Rawamangun, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur pada Sabtu hari ini, 24 Juli 2021. Mereka sempat melakukan peliputan proses vaksinasi COVID-19 di kampus tersebut.

5 Syarat Kucing Peliharaanmu Sudah Bisa Divaksin Biar Tetap Sehat

Namun, usai meliput kegiatan vaksinasi, orang-orang yang mengaku wartawan itu mengambil bingkisan sembako. Padahal, bingkisan sembako tersebut disiapkan untuk warga yang menjalani vaksinasi COVID-19 di sana.

"Itu sembako untuk warga yang sudah vaksin," kata salah satu panitia vaksin.

Sosok Helena Lim, ‘Crazy Rich’ PIK Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Sebelum mengambil paket sembako, mereka yang berjumlah sekitar delapan orang itu sempat mewawancarai panitia vaksinasi mengenai kegiatan tersebut. Namun, usai melakukan wawancara, mereka memepet panitia vaksinasi COVID-19 dan tak lama kemudian mengabil lalu membawa pulang paket-paket sembako itu.

Usai kloter pertama membawa bingkisan, sejumlah orang lain datang lagi dan mengaku wartawan. Lagi-lagi, mereka ingin mewawancarai pantia vaksinasi.

Sering Dialami Anak-Anak dan Mudah Menular, Apa yang Perlu Dilakukan Untuk Cegah Gondongan?

Akan tetapi, panitia tak menghiraukan kehadiran orang-orang yang mengaku wartawan itu. Melihat kehadiran mereka, para panitia lalu mengamankan paket-paket sembako lain agar tak lagi diambil.

Ketua Pokja Jurnalis Jakarta Timur Rio Manik mengatakan, kejadian tersebut sangat disayangkan. Sebab, paket-paket sembako yang disiapkan untuk peserta vaksinasi itu jumlahnya terbatas.

"Mana ada wartawan yang minta-minta seperti itu. Itu kan paketnya untuk masyarakat yang ikut vaksin dan kalau minta-minta dengan memaksa, panitia mau cari ke mana lagi," kata Rio saat dihubungi.

Rio pun menyarankan, agar panitia vaksinasi lebih teliti saat menghadapi orang-orang seperti itu. Sebab, perilaku mereka yang mengaku wartawan itu tentu memperburuk citra jurnalis di wilayah Jakarta Timur.

"Sebaiknya lebih selektif mencari tahu mana yang benar-benar wartawan dan mana yang asal mengaku saja. Perilaku orang-orang yang mengaku wartawan itu sangat mengganggu dan merusak citra wartawan di sini (Jakarta Timur). Kejadian itu sangat memalukan, bikin malu kita wartawan di Jakarta Timur," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya