Kabar Baik, Pasien COVID-19 di Wisma Atlet Tinggal 556 Orang

Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.
Sumber :
  • ANTARA/ Muhammad Zulfikar.

VIVA – Pasien Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran hari ini, Senin 13 September 2021 tercatat tinggal 556 orang. Jumlah tersebut diklaim terendah sejak 1,5 tahun terakhir.

Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024

Menurut Koordinator Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Mayjen TNI Tugas Ratmono, mengatakan dengan jumlah pasien saat ini 556 orang, angka hunian sebesar 7,04 persen. Meski menunjukkan tanda-tanda melandai, semua kalangan diminta tetap waspada dan disiplin menjalankan protokol kesehatan.

"Alhamdulillah ini tentu perjuangan semua pihak, mudah-mudahan jumlah pasien terus menurun,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Senin, 13 September 2021.

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

Dia menjelaskan, jumlah pasien COVID-19 sebanyak 556 orang merupakan angka terendah sejak 1 tahun 4 bulan terakhir di RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Tercatat pada 15 Juni 2020, jumlah pasien COVID-19 sebanyak 549 orang. Jumlah pasien COVID-19 tertinggi di Wisma Atlet Kemayoran terjadi pada tanggal 30 Juni 2021 sebanyak 7.167 orang. 

“Kalau kami lihat dari titik puncaknya pada 30 Juni 2021 sebanyak 7.167 pasien, tentu angka yang sekarang 556 pasien patut disyukuri,” katanya.

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Pria yang juga menjabat Kepala Pusat Kesehatan TNI itu menambahkan, hingga kini, sejak RSDC Wisma Atlet Kemayoran didirikan pada 23 Maret 2020, jumlah pasien yang berkunjung mencapai 100.037 pasien. Dari jumlah tersebut, 98.646 pasien menjalani rawat inap. Menurut Mayjen Tugas, jika melihat grafik pasien COVID-19, muncul tanda-tanda kondisi pandemi sudah melandai.

“Total angka kesembuhan 98,16 persen. Kami harapkan terus dibawah angka 500 pasien. Kalau itu tercapai pandemi akan memasuki fase akhir yaitu dari pandemi menjadi endemi,” ujar dia.

Lebih lanjut dia menyebut semua kalangan untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan. Ia merujuk data bulan Mei 2021 yang jala itu, tepatnya tanggal 18 Mei 2021, jumlah pasien COVID-19 sebanyak 893 orang namun tak disangka setelah itu, terjadi lonjakan pasien COVID-19 yang puncaknya berlangsung Juni-Juli 2021. 

“Kita semua tetap harus menjalankan protokol kesehatan. Tidak tertutup kemungkinan adanya varian baru yang lebih infeksius. Maka kewaspadaan dengan protokol kesehatan harus dijalankan semua kalangan,” ucapnya.

Lebih lanjut dia mengatakan prokes, 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan dan menghindari kerumunan tetap merupakan cara terbaik menghentikan rantai penularan COVID-19. Orang yang sudah divaksin pun harus tetap disiplin protokol kesehatan 3M.

“Terbukti kalau kita disiplin menjalankan protokol kesehatan, angka pasien di rumah sakit termasuk di Wisma Atlet ini berkurang. Maka prokotol kesehatan itu nomor satu sampai pandemi COVID-19 sudah benar-benar dinyatakan usai,” kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya