Konpers Pelecehan Seks di KPI Pusat, Polres Tiadakan Tanya-Jawab

Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKPB Setyo Koes Heriyanto
Sumber :
  • VIVA/Willibrodus

VIVA – Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKPB Setyo Koes Heriyanto enggan menjawab pertanyaan wartawan saat menggelar konferensi pers (konpers) di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Senin sore ini, 13 September 2021. Konferensi pers tersebut terkait kasus perundungan dan pelecehan seksual di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat.

Lebih dari 400 Penjahat di Jadetabek Ditangkap dalam 15 Hari

Dalam konferensi pers itu, Wakapolres didampingi oleh Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Wisnu Wardhana. Seusai menyampaikan perkembangan kasus pelecehan seksual dan perundundungan di KPI itu, keduanya langsung bergegas meninggalkan ruang konferensi pers dan tak mau menjawab satu pun pertanyaan awak media yang hadir.

Saat itu seorang wartawan menanyakan alasan proses penyelidikan yang masih berjalan sementara pelaporannya telah sudah cukup lama. Namun setelah mendengar pertanyaan tersebut, keduanya langsung beranjak pergi.

5 Anggota Ormas Penganiaya Satpam Leasing Tasikmalaya Jadi Tersangka, Fix Lebaran di Penjara!

"Kami enggak buka pertanyaan. Udah makasih," ujar Setyo, sembari beranjak pergi meninggalkan ruang konferensi pers di Lantai 3 Polres Metro Jakarta Pusat.

Kepergian Setyo dan Wisnu itu sempat dikejar oleh sejumlah pertanyaan dari para awak media. Namun, keduanya tetap pergi dan tak merespons pertanyaan media massa.

Misteri Hilangnya Dusun Legetang di Kawasan Dieng, Ratusan Jiwa Terkubur Hidup-hidup

Padahal dalam konferensi pers itu, Setyo mengatakan, pihaknya akan menangani kasus yang terjadi di lingkungan KPI secara transparan, proporsional dan profesional untuk membuat kasus tersebut menjadi terang. Akan tetapi pernyataan Setyo ini bertolak belakang dengan sikap yang tak menggubris awak media dalam menggali informasi kepada publik.

"Ada beberapa penekanan dalam kegiatan tersebut. Paling utama adalah bahwa kami Polres Jakpus merasa prihatin terhadap peristiwa yang dilaporkan oleh korban. Dan kami berjanji akan melaksanakan penyelidikan terkait peristiwa ini secara transparan, proporsional, dan profesional untuk membuat terang peristiwa ini," katanya dalam konpers.

Menurutnya, proses hukum yang tengah berlangsung saat ini adalah klarifikasi dari korban maupun terlapor dan juga para saksi. Artinya proses hukum kasus tersebut masih berada di tahap penyelidikan.

"Kami akan mengumpulkan bukti-bukti lain dan selanjutnya kami juga akan melakukan pemeriksaan atau klarifikasi terhadap saksi ahli pidana. Kami dari Polres Metro Jakpus memegang teguh asas praduga tak bersalah, yang mana seseoang tak dapat dikatakan bersalah sebelum diputuskan oleh pengadilan," lanjut Setyo.

Dalam penanganan kasus ini kata dia, pihaknya melibatlsn tim internal dari Propam Polres Metro Jakarta Pusat yang diasistensi oleh Propam Polda Metro Jaya. Tujuannya agar peristiwa yang terjadi di KPI Pusat beberapa tahun silam segera terungkap.

Surat Terbuka MS

Diketahui sempat beredar surat terbuka mengatasnamakan MS yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, hingga Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Dalam surat terbuka itu, MS menyebut terduga pelaku berjumlah tujuh orang.

Mereka adalah RM (Divisi Humas bagian Protokol KPI Pusat), TS dan SG (Divisi Visual Data), dan RT (Divisi Visual Data). Lalu, FP (Divisi Visual Data), EO (Divisi Visual Data), CL (eks Divisi Visual Data, kini menjadi Desain Grafis di Divisi Humas), dan TK (Divisi Visual Data).

Dia mengaku telah mengalami perundungan dan pelecehan seksual oleh teman sekantornya sejak 2012. Perlakuan tidak menyenangkan dari teman sekantor itu disebutkan MS, mulai dari diperbudak, dirundung secara verbal maupun non verbal, bahkan ditelanjangi.

Kejadian itu terus terjadi sampai 2014 hingga akhirnya MS divonis mengalami post traumatic stress disorder (PTSD) usai ke psikolog di Puskesmas Taman Sari lantaran semakin merasa stres dan frustrasi.

"Kadang di tengah malam saya teriak-teriak sendiri seperti orang gila. Penelanjangan dan pelecehan itu begitu membekas, diriku tak sama lagi usai kejadian itu, rasanya saya tidak ada harganya lagi sebagai manusia, sebagai pria, sebagai suami, sebagai kepala rumah tangga. Mereka berhasil meruntuhkan kepercayaan diri saya sebagai manusia," kata MS dalam surat terbukanya, Rabu 1 September 2021.

Dalam surat terbuka itu, MS disebut pernah melaporkan kasus ini ke Polsek Metro Gambir. Namun, kasus yang dilaporkan itu tak pernah tindaklanjut oleh aparat Kepolisian.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya