Wajah Baru TIM, Harapan Kembalinya Martabat Seni Budaya

Taman Ismail Marzuki (TIM) setelah direvitalisasi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Willibrodus

VIVA – Revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) yang terletak di Cikini, Jakarta Pusat, menjadi soroton masyarakat luas, bahkan budayawan. Desainnya yang lebih modern dengan perpaduan konsep kebudayaan, membuat TIM akan tampil lebih estetik dengan wajah barunya.

Pariwisata Hijau dan Berkelanjutan Bakal Jadi Fokus Kemenparekraf

Revitalisasi yang sebelumnya sempat ditolak sejumlah seniman dan budayawan itu kini mulai disambut baik. Hal tersebut disampaikan Yahya Andi Saputra, seorang tokoh budayawan Jakarta.

Yahya melihat jika revitalisasi TIM menjadi upaya pemerintah dalam pemberian fasilitas yang lebih memadai bagi para seniman dan budayawan tanah air.

Peranan Penting Peran Galeri Seni di Lingkungan Tempat Tinggal Masyarakat Jakarta

"Jadi usaha-usaha yang dilakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta dalam rangka revitalisasi itu menurut saya keren, karena memang itu mengikuti trend fasilitas terkini," kata dia, saat dihubungi VIVA, Kamis, 30 September 2021.

Ia mengungkapkan, bahwa revitalisasi TIM pada akhirnya menghilangkan sejumlah kenangan dan sejarah yang dilewati bersama gedung-gedung sebelumnya. Namun, kondisi beberapa bangunan yang berangsur rapuh, membuat para seniman dan budayawan terpaksa melepasnya.

Merawat Silek Galombang 12 Batipuh Pitalah Bungo Tanjuang

Tentu saja, sejarah baru akan dimulai segera mungkin dengan pemanfaatan gedung-gedung baru yang tengah dibangun itu. Sebab, revitalisasi tersebut dilakukan demi menghidupkan kembali keelokan TIM dengan wajahnya yang baru.

"Perbaikan fasilitas yang diperuntukan bagi seniman dan budayawan indonesia itu patut disambut baik. Kalau saya sendiri kasih jempol 13 kepada upaya ini, kalau saya ya. Tentu kan banyak kawan-kawan kita yang tidak sepaham dengan ini. Contohnya ini bangunan tua yang harus diselamatkan, mempunyai banyak sejarah dan memori yang terkumpul di situ, kata mereka. Tapi saya kasih jempol 13 lah, karena jempol 13 itu sudah super ya," ungkap Yahya.

Taman Ismail Marzuki (TIM) setelah direvitalisasi.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Willibrodus

TIM yang baru tak dirancang secara mudah, tapi yang pasti, sebut Yahya, semuanya akan diperuntukkan bagi para seniman, budayawan, dan masyarakat Indonesia pada umumnya. TIM akan menjadi simbol kembalinya martabat seni dan kebudayaan tanah air.

"Fasilitas yang disiapkan oleh pemerintah untuk seniman itu memang menjadi arena dan menjadi ruang tersendiri, supaya seniman dan budayawan itu tampil lebih manusiawi lagi, lebih mempunyai martabat gitu ya. Dia tidak ada ngamen-ngamen di pinggir jalan begitu yang menzinahkan -- merendahkan dirinya. Jadi kalau kita muncul di tempat-tempat yang kumuh itu menurut saya menghinakan diri," sebut dia.

"Maka itu, upaya pemerintah menurut saya ingin mengangkat martabat seni dan kebudayaan ke ruang-ruang yang sesuai dengan kemajuan zaman sekarang," sambungnya.

Jonathan, seorang mahasiwa Institut Kesenian Jakarta (IKJ) juga menyambut baik revitalisasi TIM saat ini. Menurut dia, konsep yang direncanakan pada TIM terkesan megah dan sangat estetik.

"Melihat dari konsep yang direncanakan dan jika itu tidak mengubah serta menghilangkan budaya juga konsep awal dari pembangunan TIM sendiri itu bagus-bagus aja sih. Apalagi revitalisasi malah menambah unsur lagu dari tokoh Ismail Marzuki sebagaimana nama taman itu sendiri di bangun," kata Jonathan, saat ditemui di sekitaran TIM, tak jauh dari IKJ.

Berdasarkan pandangannya, Jonathan menilai revitalisasi tersebut bermaksud untuk mempromosikan kembali seni dan kebudayaan Indonesia, serta akan menjadi daya tarik baru di Jakarta.

"Apalagi kita ini hidup di zaman 4.0, di mana globalisasi atau budaya internasional itu masuk deras banget. Jadi (konsep TIM saat ini) supaya kita gak lupa juga sama kekayaan budaya yang Indonesia punya," tambahnya.

Senada dengan Jonathan, Sandi, seorang warga Menteng mengharapkan, perubahan TIM ke wajah yang baru dengan sentuhan kebudayaan yang kental itu dapat memberikan nilai baru bagi pada seniman, budayawan, dan masyarakat. Terutama dari segi perekonomian.

"Saya berharap revitalisasi TIM tidak mengurangi unsur kebudayaan dari TIM sendiri. Selain itu, perlu memajukan pendapatan seniman, budayawan, dan masyarakat," tandasnya.

Desain TIM dalam revitalisasi saat ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan urban di Jakarta. Desainnya yang modern dan ramah lingkungan itu akan memberikan manfaat khusus bagi para masyarakat, terutama seniman dan budayawan.

Baca juga: Intip TIM Bersolek Jadi Ikon Budaya Dunia

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya