Selepas Gubernur, Karir Politik Anies Baswedan Masih Misteri

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Anies Baswedan akan mengakhiri jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2022 mendatang. Ia pun menjelaskan langkah dirinya jika nanti tak lagi jadi orang nomor satu di Ibukota ini.

Ogah Usung Anies di Pilgub Jakarta, Gerindra: Kita Punya Jagoan Lebih Muda dan Fresh

Dalam acara workshop Partai Amanat Nasional (PAN), Anies menjelaskan tugas dirinya pada Oktober 2022 sudah selesai memimpin DKI Jakarta. Ia pun berharap selama periode lima tahun semua yang dikerjakan tuntas dan membuat masyarakat senang.

“Dua bulan lagi sudah 2022 ini. Oktober tahun depan 5 tahun tuntas. Saya hanya berharap semua yang dikerjakan di sini tuntas sehingga orang percaya dengan proses demokrasi,” kata Anies dikutip dari kanal YouTube PAN, Kamis, 7 Oktober 2021.

Heru Budi Mengaku Tak Tahu soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Capai Rp 22 M

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menyebut, dirinya menjadi calon gubernur DKI Jakarta dengan tidak sengaja. Ia pun tidak pernah membayangkan bisa menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Dalam benaknya, Anies menuturkan saat ini yang ia lakukan menuntaskan masa kerja sebagai Gubernur DKI Jakarta dan bisa menjalankan amanah yang diberikan dengan baik.

Anies Baswedan Direstui Maju Pilkada Jakarta, Cak Imin: PKB Belum Membahas

“Saya ini calon gubernur yang tidak sengaja jadi calon gubernur. Saya tidak pernah membayangkan jadi cagub di Jakarta dan yang bekerja untuk proses pemenangan kemarin saya kira banyak sekali ibu bapak yang terlibat yang iurannya luar biasa. Iuran tenaga dan lainnya,” katanya.

Lebih lanjut, ia menuturkan usai tak lagi memimpin DKI Jakarta dirinya akan menjadi orang bebas. Dengan menjadi orang bebas, Anies menyebut dirinya bisa keliling Indonesia.

“Setelah itu (tak jadi Gubernur DKI Jakarta) saya jadi orang bebas. Sambil jadi orang bebas saya menikmati keliling kemana-mana. Kalau kemarin kan tahanan kota lima tahun. Jadi saya keliling aja kemana-mana di seluruh Indonesia,” katanya.

Baru-baru ini, Saiful Mujani Research Consulting (SMRC) merilis hasil survei 'Partai dan Calon Presiden: Kecenderungan Sikap Pemilih Menjelang 2024'. Nama Anies Baswedan masih bertengger dalam tiga besar calon Presiden setelah Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Dalam pertanyaan semi terbuka yang diajukan, SMRC menyodorkan 42 nama capres potensial dan pertanyaan 'Bila pemilihan Presiden diadakan sekarang ini, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai Presiden di antara nama-nama berikut?...'

"Dalam format pertanyaan semi terbuka dengan daftar 42 nama, Prabowo mendapat dukungan 18,1%, disusul Ganjar Pranowo 15,8%, Anies Baswedan 11,1%, Sandiaga Uno 4,8%. Nama-nama lain di bawah 4%, dan yang belum tahu 16,3%," tulis SMRC dalam rilis surveinya.

Menurut SMRC, dari Maret 2020 ke September 2021, dukungan kepada Ganjar Pranowo dalam simulasi semi
terbuka meningkat dari 6,9% menjadi 15,8%, sementara dukungan kepada Prabowo cenderung melemah dari 19,5% menjadi 18,1%, dan Anies sedikit naik dari 10,1% menjadi 11,1%.

Sedangkan dukungan untuk Sandiaga Uno cenderung melemah dari 7,3% menjadi 4,8%, sementara dukungan untuk Ridwan Kamil dan AHY tidak banyak berubah (perubahan di bawah 1%). 

Survei Capres 2024 SMRC yang dirilis 7 Oktober 2021

Photo :
  • SMRC

Sementara dalam simulasi pilihan tertutup terhadap 15 nama, Prabowo kembali menjadi capres teratas dengan dukungan 20,7%, disusul Ganjar Pranowo 19%, Anies Baswedan 14,3%, Sandiaga Uno 6,5%, Tri Rismaharini 4,6%, AHY 4,5%, Ridwan Kamil 4,4%, dan nama-nama lain di bawah 3%. Yang belum tahu 16,3%.
 
"Dari Oktober 2020 ke September 2021 dukungan kepada Ganjar dalam simulasi 15 nama naik dari 11,7% menjadi 19%. Anies naik dari 10% menjadi 14,3%. Sementara dukungan kepada Prabowo sedikit melemah dari 22,2% menjadi 20,7%," ungkapnya.

Survei nasional SMRC ini dilakukan pada 15-21 September 2021. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah
berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) 1220 responden. Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 981 atau 80%. Sebanyak 981 responden ini yang dianalisis. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,19% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. 

Baca juga: Anies: Kalau Tak Mau Dikritik di Rumah Saja Urus Burung

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya