Usai Dibanting Polisi saat Demo, MFA: Saya Tidak Mati, Cuma Nyeri

Seorang mahasiswa kejang-kejang dalam aksi unjuk rasa di Tangerang
Sumber :
  • VIVA/Sherly

VIVA – Usai mendapatkan tindak kekerasan dari Brigadir NP, saat melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Bupati Tangerang, MFA (20) langsung mendapatkan tindakan medis.

PA 212 Mau Demo di Depan MK, Lebih dari 3 Ribu Aparat Gabungan Dikerahkan

Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Wahyu Sri Bintoro mengaku pihaknya telah memberikan tindakan medis kepada mahasiswa yang dibanting oleh petugas pengamanan aksi.

"Kami langsung membawa korban ke RS Harapan Mulia dan bertemu dengan dokter yang menangani pasien dan sudah dilakukan pengecekan terhadap tubuh dan rontgen torax," katanya, Rabu, 13 Oktober 2021.

Pj Gubernur Papua Tengah Minta Insiden Demo Penolakan Militerisme di Nabire Jangan Terulang

Dari hasil pemeriksaan sementara, lanjut Wahyu, diketahui kondisi Faris dalam keadaan baik-baik saja dan sadar sepenuhnya.

"Kesadaran korban penuh, suhu normal 36,5 derajat dan diberikan obat-obatan termasuk vitamin. Untuk rontgen lengkap besok akan diambil dan tadi sudah disaksikan rekan sesama Himata," ujarnya.

Bripda RM Ditangkap Polisi Ternyata Gara-gara Lakukan Ini

Tidak hanya itu, MFA juga mengakui, bila kondisinya sehat. Namun memang sedikit merasakan nyeri dan pegal-pegal.

"Saya gak mati, apalagi epilepsi. Saya cuma nyeri atau pegal-pegal saja," ungkapnya.

Brigadir NP Diperiksa

Meski sudah meminta maaf, oknum polisi yakni Brigadir NP yang membanting seorang mahasiswa tetap menjalani proses pemeriksaan oleh Propam Mabes Polri dam Polda Banten.

"Tetap menjalani pemeriksaan atas tindakannya itu, dan nanti kita tunggu hasilnya," kata Wahyu.

Selain Brigadir NP, sejumlah petugas kepolisian lainnya juga akan menjalani pemeriksaan untuk menentukan sanksi yang akan dijatuhkan pada yang bersangkutan.

"Pihak pengendali, pemeriksaan, kemudian ada beberapa orang ikut melakukan kegiatan pengamanan, juga dilakukan pemeriksaan, kita serahkan seluruhnya ke propam mabes, khususnya biro paminal untuk menentukan sanksinya," ujarnya.

Sementara itu, Brigadir NP mengakui kesalahannya, dimana saat itu ia menyebutkan jika tindakannya merupakan aksi spontan atau refleks.

Brigadir NP, polisi yang membanting mahasiswa saat demo minta maaf

Photo :
  • VIVA/Sherly

Demo Berujung Ricuh

Sebelumnya, aksi demonstrasi sejumlah mahasiswa dalam rangka HUT ke-389 Kabupaten Tangerang, yang dilakukan di kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang, Tigaraksa, diwarnai bentrokan, Rabu, 10 Oktober 2021.

Bentrokan yang terjadi antar mahasiswa dan petugas kepolisian itu, berawal saat sejumlah mahasiswa berusaha masuk ke dalam Gedung Bupati Tangerang. Namun dihadang aparat kepolisian.

"Kita berusaha masuk, tapi dihadang, kami hanya ingin menyampaikan aspirasi saja," kata Rohmat, salah seorang peserta aksi.

Bahkan dalam aksi itu, juga terdapat satu mahasiswa yang kejang-kejang, dimana kondisinya pun diabadikan pada sebuah video dengan durasi 48 detik.

Sebelum kejang-kejang, terlihat mahasiswa tersebut sempat ditarik oleh salah seorang petugas kepolisian yang menggunakan rompi polisi. Kemudian mahasiswa itu pun dibanting oleh petugas tersebut dengan kondisi bagian belakangan tubuh, yakni punggung terjatuh lebih dulu.

"Tolong, teman saya kebanting," ujar salah seorang massa aksi.

Melihat itu, sejumlah petugas kepolisian yang lainnya pun langsung mendekati mahasiswa dan berusaha menyadarkannya. Sementara informasi terakhir, yang bersangkutan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk penanganan lebih lanjut.

Baca juga: Banting Mahasiswa hingga Kejang, Brigadir NP: Saya Refleks

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya