Ratusan Pengungsi Asal Afghanistan di Bogor Divaksin

Vaksinasi para pengungsi asal Afghanistan di Bogor, Jawa Barat
Sumber :
  • VIVA/Muhammad AR

VIVA – Ratusan pengungsi asal Afghanistan yang tinggal di Refugee Learning Nest (RLN) Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat mengikuti vaksinasi COVID-19. Para pengungsi mendapatkan dua dosis vaksin berbayar jenis Sinopham dari PT Kimia Farma Tbk. Namun dalam progam vaksinasi imigran ini, para imigran tidak dipungut biaya.

Penanggung jawab vaksinasi dari IDS Medical Systems Indonesia, IDSMED Hervana Wahyu menjelaskan, vaksin tersebut berbayar, namun pembayaran vaksin sendiri didapatkan dari donatur setelah bekerja sama dengan lembaga Genashtim. 

Jenis vaksin yang digunakan adalah vaksin Sinopham atau vaksin gotong royong yang diperoleh dengan cara membeli dari Kimia Farma dan Bio Farma. Sedangkan, tenaga kesehatan dibantu dari Klinik Kimia Farma Ya Rahmah Parung Bogor.

“Kami beli (vaksin dari Kimia Farma)dan benar dana dari donatur) Kita bekerja sama dengan Genashtim selaku organisasi yang menjadi donatur kegiatan ini. Kita sebagai penyelenggarannya,” jelasnya.

Wahyu menjelaskan, vaksinasi yang berlangsung di Refugee Learning Nest, bertujuan untuk memberikan vaksinasi kepada para Pengungsi. Pengungsi yang magang bersama Genashtim, dan anggota keluarganya. 

“Program vaksinasi juga diberikan kepada para guru pengungsi dari beberapa pusat belajar pengungsi dan keluarga mereka juga. Program tersebut terselenggara atas koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Satgas Covid-19 setempat, dan UNHCR Indonesia,” katanya.

Wahyu menyampaikan, program ini juga bertujuan untuk memvaksinasi lebih dari 300 pengungsi, di mana lebih dari 100 di antaranya menerima dosis pertama pada 1 dan 2 Oktober 2021. Sisanya, akan dijadwalkan untuk vaksinasi pada akhir Oktober atau awal November. Para imigran yang mengikuti vaksinasi sendiri sebagian besar berasal dari Afghanistan. Namun demikian, kata Wahyu, tidak menutup kemungkinan ada pengungsi dari negara lain yang mengikuti vaksinasi ini seperti dari negara Pakistan.

“Rencana hanya dilakukan di lokasi ini, targetnya ada 328 vaksin secara tolal. Kemungkinan dalam waktu dekat juga akan segera untuk dosis keduannya yang sebenarnya belum terpakai,” kata Wahyu.

Polda Aceh Telusuri Jejak Rohingya ke Bangladesh, Cari Tahu Mengapa Dimobilisasi ke Indonesia

Wahyu menjelaskan, 170 target pengungsi hari ini, 106 sudah menjalani dosis pertama pada 2 Oktober laly dan saat ini menjalani dosis kedua. Dan 70 pengungsi dosis pertama. 

“Dari 328 target, yang tervaksin 126 ditambah dengan yang hari ini vaksin dosis vaksinnya sekitar 70, penambahannya akan lihat pada diakhir hari ini,” jelasnya.

Cek Banjir di Semarang, Kepala BNPB: Tinggal Satu Titik Lagi

Wahyu mengungkapkan mengapa para pengungsi Warga Negara Asing (WNA) berasal dari negara lain tidak mendapatkan vaksinasi dari Pemerintah. Sebab, jelas Wahyu, terkait dengan regulasi yang sangat terbatas sehingga tidak mengikuti vaksinasi dari program pemerintah.

“Kalau untuk WNA sendiri sangat terbatas, regulasinya. Jadi ketika 20 September sudah terbit juknis untuk pemberian vaksinasi kepada refugee atau pengungsi kemudian baru kita segera melaksanakan untuk rencana vaksinasi ini,” jelasnya. 

Aksi Sedekah Umat Islam di Dunia Meningkat, 23 Negara Rasakan Manfaat

Dalam vaksinasi ini, panitia memberlakukan protokol kesehatan yang ketat agar para imigran memakai masker dan menjaga jarak serta mencuci tangan. Namun berdasarkan pantauan di sekitar tempat tinggalnya, para pencari suaka tersebut  jarang menerapkan protokol kesehatan. Beberapa kali terpantau anak remaja hingga dewasa tidak mengunakan masker.

Baca juga: Anak Buah Irjen Dedi Gempur Vaksinasi Pelajar dan Warga di Kapuas

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya