Geger 250 Ton Beras Impor Masuk ke Jakarta

Kontainer berisi beras impor ilegal yang disita balai karantina Tanjung Priok
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Balai Karantina Pertanian Tanjung Priok, Jakarta Utara mengamankan 10 kontainer yang mencurigakan yang ternyata berisi 250 ton beras yang diduga impor

Daftar Harga Pangan 25 April 2024: Bawang Merah hingga Daging Sapi Naik

10 kontainer ini diamankan lantaran izin yang diajukan berupa impor beras pecah seratus persen, namun ketika dilakukan pemeriksaan, justru petugas mendapati di dalam kontainer tersebut berisikan beras bulir utuh di dalam 10 kontainer tersebut.

Diketahui, 10 kontainer tersebut tidak sesuai dengan izin yang diajukan. Praktik impor beras tersebut dikirim dari Kamboja ke Indonesia.

Harga Eceran Tertinggi Beras Medium Dinaikkan Meski Panen Raya, Ini Rinciannya Per Wilayah

Penanggung jawab Karantina tumbuhan New Priok Container Terminal One (NPCT1), Ruthy Riris mengatakan praktik impor ini bisa dikategorikan ilegal.

Ilustrasi beras/nasi.

Photo :
  • Pixabay/lightluna94
Mendag Sebut Revisi Kebijakan Impor Rampung Pekan Ini, Simak Ketentuannya

Kecurigaan petugas terhadap beras ini muncul dari aromanya. Dia menyebut saat petugas membuka kontainer petugas mencium harum wangi seperti beras pandan wangi, berbeda dari beras pecah dari Pakistan atau India yang biasa diperiksa tidak tercium wangi apapun.

"Karena barang masuk tidak sesuai dengan izin impor yang diajukan," kata Riris, Kamis, 30 Desember 2021.

Ketua Hubungan Antar Lembaga Induk Koperasi Pedagang Pasar (INKOPPAS), Andrian Lame mengaku kecewa dengan masuknya beras impor ilegal ke Indonesia, meski hal ini sudah digagalkan. Dia mengetahui informasi masuknya beras impor ini dari para pedagang pasar.

"Saya mengetahuinya dari kawan-kawan di bawah, dari pedagang. Isu ini kan pasti tersebar di pedagang. Karena kalau beras yang diimpor itu seharusnya untuk kebutuhan tertentu karena dia tidak boleh menyaingi terutama produk dalam negeri. Kan kasihan para petani kita yang seharusnya sudah menikmati," kata Andrian.

Meski sudah bisa dicegah, Andrian meminta kepada Pemerintah terutamanya Menteri Perdagangan untuk mengutamakan produk dalam negeri.

"Terima kasih kepada pemerintah, kementerian lain yang mencegah. Kita berharap seluruh pasokan beras dipasok oleh petani dalam negeri," ucap dia.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya