Kritik Penanganan Banjir Anies Baswedan, PSI: Jalan di Tempat

Banjir di kawasan Jakarta Pusat
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Partai Solidaritas Indonesia (PSI), kembali melayangkan kritiknya terhadap kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Kali ini terkait penanganan banjir. Seperti diketahui, Selasa 18 Januari lalu genangan air terjadi di beberapa titik Ibu Kota pasca hujan deras.

PSI Ungkap Sosok Gubernur yang Tepat Pimpin Jakarta

Anggota Komisi D DPRD DKI dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Justin Adrian Untayana menilai bahwa kebijakan penanganan banjir Gubernur Anies Baswedan, tidak efektif. 

Menurutnya, persoalan banjir tidak pernah menunjukkan perbaikan yang berarti sedikitpun setiap tahun. Bahkan hingga Rabu, 19 Januari 2022, terdapat 31 RT yang masih terendam, yang menyebabkan 873 warga terpaksa mengungsi. 

China Dilanda Banjir Bandang, 4 Orang Tewas dan 10 Hilang

"Aneh kalau masih ada yang kaget Jakarta banjir," kata Justin di Jakarta, Kamis, 20 Januari 2022. 

Sebuah mobil berusaha menerjang banjir di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan.

Photo :
  • VIVA/ Andrew Tito.
PKS Berterima Kasih kepada Anies-Cak Imin dan Merasa Bangga Jadi Koalisi Perubahan

Masalah intensitas hujan yang meningkat setiap tahun, penurunan permukaan tanah, tata kota yang buruk, tidak di normalisasinya sungai, semua hal tersebut adalah jaminan untuk banjir terus berulang tiap tahun. 

"Kalau Anies Gubernur normal, tentu mestinya ada keinginan dan tindakan nyata untuk membawa perbaikan tiap tahunnya dalam penanganan banjir, anggarannya ada, namun sepertinya penanganan banjir di Jakarta masih jalan di tempat," kata Justin. 

Sumur Resapan Tak Efektif, Anies Fokus Monumental

Sumur resapan di Jakarta yang dibangun di atas trotoar

Photo :
  • VIVA/Syaefullah

Justin menyayangkan anggaran ratusan triliun dalam empat tahun masa jabatan Gubernur Anies, tidak memperlihatkan hasil terhadap masalah-masalah utama di Jakarta. Banjir diantaranya.

"Yang terbaru di 2021 kemarin, terkait kebijakan sumur resapan yang menelan angka hingga ratusan miliar. Selain pengerjaannya yang berantakan, pemilihan lokasinya juga tidak jelas. Sepertinya Gubernur Anies hanya fokus kepada hal yang bersifat monumental, bukan kepada hal-hal yang pokok untuk mengatasi banjir, seperti penguatan saluran air, penyediaan pompa air, atau normalisasi," jelasnya.

Justin meminta Gubernur Anies untuk berhenti berleha-leha, karena yang paling menderita akibat banjir adalah masyarakat Jakarta sendiri. Menurutnya, Anies terlalu banyak berfokus pada kegiatan seremonial, beautifikasi, memberi makan kucing, ataupun cek sound. 

"Kami kira Gubernur Anies hanya mau fokus di hal-hal mudah dan sarat potensi glorifikasi seperti JIS dan Formula E, tapi itu sama saja membuang muka terhadap realita bahwa warga dirugikan oleh banjir terus menerus yang tidak ditangani baik sekalipun telah menelan uang pajak mereka ratusan triliun," katanya.

Melihat kondisi Jakarta tersebut, Justin menilai tidak bisa diharapkan untuk perbaikan yang lebih baik ke depannya. Tinggal menunggu masa tugas Anies berakhir.

“Sungguh, sepertinya kita tidak bisa berharap banyak Pada Anies di masa jabatannya yang tinggal beberapa bulan lagi ini," tutup Justin. 

Anies Sebut Kerja Senyap

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Photo :
  • VIVA/Andrew Tito

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan menyebutkan bahwa banjir yang terjadi di Ibu Kota pada hari Selasa kemarin akibat hujan dengan intensitas ekstrem.   

"Banjir di sejumlah wilayah Ibu Kota pada Selasa kemarin, 18 Januari 2022 adalah akibat hujan dengan intensitas ekstrem yang terjadi," kata Anies dalam laman Instagramnya, Rabu, 19 Januari 2022.  

Kemarin, kata dia, curah hujan di Kemayoran tercatat mencapai 204 milimeter, di Teluk Gong 193 mm, di Pulomas 177 mm, dan Kelapa Gading 163 mm. 

"Curah hujan di atas 150 mm adalah kondisi ekstrem. Kapasitas drainase di Jakarta berkisar antara 50-100 mm. Bila terjadi hujan di atas 100 mm per hari, pasti akan terjadi genangan banjir di Jakarta," ujarnya.  
Jika turun hujan ekstrem hingga terjadi banjir maka prioritas Pemprov DKI Jakarta adalah memastikan warga aman dan tak ada korban jiwa. Lalu memastikan semua usaha pemompaan dikerjakan agar banjir bisa surut dalam waktu maksimal enam jam setelah hujan berhenti. 

"Alhamdulillah, berkat kesiapan dan tanggapnya jajaran Pemprov DKI sebagian besar titik banjir kemarin sudah surut di hari yang sama," ujarnya.  
Anies pun menuturkan bahwa banjir Jakarta bisa surut dengan cepat karena penanganan yang cepat. "Jakarta dilanda hujan ekstrem tapi bisa ditangani cepat. Kenapa? Atas izin Allah, Kerja sistematis dan kerja cepat itu membuatkan hasil!," ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya