Warga Kembangan Lelah Setahun 4 Kali Kebanjiran

Banjir di wilayah Kembangan, Jakarta Barat
Sumber :
  • VIVA/Andrew Tito

VIVA Metro – Banjir masih menggenangi wilayah Kembangan Utara, Jakarta Barat, Minggu, 17 Juli 2022. Hingga Minggu siang, ketinggian banjir di wilayah Rt 7 RW 11 Jalan Kembangan Utara, paling tinggi mencapai 50 cm. Kamaludin, salah seorang warga di RT 7/RW 11 Jalan Kembangan Utara, Jakarta Barat, mengatakan ketinggian akhir mulai bertambah tinggi lagi saat Minggu pagi 17 Juli 2022.

Merinding! Jayabaya Ramal Bencana Alam Berupa Banjir dan Gunung Meletus di Mana-mana

Menurutnya, banjir terjadi sejak Jumat 15 Juli  2022 malam, dimana pada malam itu ketinggian banjir mencapai lebih dari pinggang orang dewasa.  "Jam 22.30 malam, Jumat. Pertama datang (air) se-dada, 100 cm," ujar Kamaludin dikonfirmasi, Minggu 17 Juli 2022.

Kamaludin bersama warga lainnya langsung mengungsi ke RPTRA kembangan utara, lantaran kondisi rumah saat itu dipenuhi air dan tidak dapat digunakan untuk beristirahat, sementara untuk saat ini, Kamal sudah kembali ke rumahnya. "Saya ngungsi di RPTRA," ujarnya. 

Mengenaskan, Ini Penampakan Mobil-mobil Mewah Terendam Banjir di Dubai

Sementara sejak dini hari tadi, ketinggian air mulai berkurang dan tersisa dengan ketinggian yang mencapai 50cm. "Jam 02.00 WIB pagi tadi, jadi 50 cm," ujarnya.

Kamaludin yang mengaku sudah 12 tahun terakhir tinggal bersama keluarganya di kawasan Kembangan, Jakarta Barat, merasakan pahitnya setiap tahun harus merasakan banjir musiman. Walau sudah terbiasa mengalami banjir, Ia berharap ada upaya  pemerintah untuk mengatasi banjir di kawasan tersebut. 

Pusat Meteorologi UAE Bantah Hujan Ekstrem Dubai karena Modifikasi Cuaca

"Sudah lama sih, sudah semenjak saya di sini sudah 12 tahun tetap saja tidak ada perubahan, saya tidak ngerti, ada yang lebih parah lagi dulu, cuman 3 tahun terakhir yang lebih parah ini," ujar Kamal

"Harapan saya cepat ditanganin lah, ini kan yang sengsara kan masyarakat juga, yang namanya tiap tahun banjir kan sampai 3 kali, kalau cuman sekali setahun tidak apa-apa, sampai 3-4 kali setahun," sambungnya

Kamaludin mengungkap banjir ini bukan hanya menguras tenaga namun juga pikiran dan juga uang yang seharusnya dipakai untuk kebutuhan lain, kini terpaksa harus digunakan untuk membeli perabotan rumah yang terendam banjir.

"Yang namanya banjir kan capek segalanya, pikiran, ada barang-barang yang kasur ya kan untuk beli yang lainnya kan kasur," ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya