Ojol Khawatir Kenaikan Tarif Berdampak Sepinya Penumpang

Ilustrasi pengemudi ojek online (ojol) .
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

VIVA Metro – Meski ada nada optimis dengan kenaikan tarif tranportasi online, ternyata ada juga sejumlah pengemudi ojek online (ojol) menilai, kenaikan tarif yang akan diberlakukan pada akhir bulan Agustus 2022 nanti, mempersulit mereka mendapat penumpang. 

TikToker Galih Loss Minta Maaf Usai Prank Teriaki Ojol Begal Motor Berujung Hujatan Netizen

Salah satu driver ojek online, Asep Hermawan (38) menilai kenaikan bisa berdampak pada penurunan jumlah pelanggan. Akhirnya, kata dia, malah mengurangi pendapatan harian. 

"Kondisi saat ini mencari penumpang saja sulit, apalagi dinaikkan yah. Mencari penumpang saja kadang kita merasa diatur. Mestinya kebijakan pemerintah tidak aneh-aneh, normal saja lah," ucap dia, Jumat 19 Agustus 2022.

KAI Tebar Diskon 20 Persen Tarif Tiket Kereta Api Usai Lebaran, Ini Daftarnya

Ilustrasi pengendara ojek online.

Photo :
  • Instagram @dramaojol.id

Pria yang sudah lima tahun menjadi driver ojol tersebut mengaku, tidak bisa berbuat banyak kalau memang pemerintah menaikan tarif ojol. Cuma, dia meminta jaminan agar penumpang tak pindah ke transportasi lain. Pria asal Kuningan, Jawa Barat ini juga resah kenaikan membuat penumpang mencari transportasi lain yang yang membuat pendapatan harian semakin turun. 

Driver Ojol juga Bisa Mudik Lebaran Gratis

"Bisa tidak pemerintah menjamin? Kalau naik dampaknya ini lho, bisa-bisa semakin berkurang, sekarang saja semakin susah," kata dia.

Pengemudi ojol lain bernama Winarto (40) menambahkan, berdasar pengalaman pada tahun 2020 saat terjadi kenaikan tarif, orderan langsung turun drastis. Imbasnya ke penghasilan karena dia jarang dapat order. Kenaikan tarif di tengah kenaikan harga dikhawatirkannya bakal membuat konsumen makin jarang menggunakan ojol.

"Kita lihat pada 2020 kemarin, naiknya tarif itu berdampak banget, kondisi sekarang lagi begini ya, masak mau naik lagi," ujar Winarto menambahkan. 

Kenaikan ini menurutnya bakal jadi pertimbangan bagi para penumpang, karena mereka pasti memperhitungkan kembali biaya yang harus dibayar. Baik biaya pesan perjalanan maupun biaya pesan makanan.

"Kenaikan, memang itu baik buat pendapatan kami juga, tapi ya, kalau dihitung naik atau tidak, kan kita kembali kepada penumpang atau pemesan (makanan), pendapatan ujungnya sama saja, tapi tidak ada jaminan juga akan naik," ucapnya.

Maka dari itu, dirinya berharap diciptakan mekanisme yang bisa mendongkrak permintaan dari konsumen. Dia mau jangan sampai kenaikan tarif membuat orderan sepi sehingga kenaikan tarif yang ide awalnya bagus untuk driver, tapi sebaliknya dengan kondisi di lapangan nanti yang membuat orderan semakin sepi. 

"Kenaikan tarif, seharusnya meningkatkan pengguna, bukan malah sebaliknya malah sepi orderan. Pemerintah harus menjamin itu dulu yah, biar clear," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya