Kemenkominfo Bekali Siswa di Depok Etika Berjejaring Lewat Webiner Jarimu Harimaumu

(Ilustrasi) Literasi Digital Nasional.
Sumber :
  • Pixabay

Depok – Literasi digital untuk siswa di Depok, kembali laksanakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kemenkominfo

Debat Pilkada Jateng, Andika Perkasa Bakal Sediakan Akses Internet untuk Nelayan

Program ini adalah Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Kali ini sasarannya adalah siswa/siswi SMA di Kota Depok, Jawa Barat, pada Selasa, 13 Juni 2023.

Kemenkominfo menggelar ini untuk meningkatkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia pada 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital.
Sebab berdasarkan survei literasi digital di Indonesia pada 2021, skor literasi digital kita pada angka 3,49 dari skala 1-5. Artinya literasi digital di Indonesia masih berkategori sedang. 

Begini Cara Meutya Hafid Wujudkan Masyarakat Digital Berdaya Saing, Inovatif dan Produktif

Juga dari laporan HootSuite dan We Are Social, dimana pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta jiwa pada Februari 2022. Jumlah ini bertambah 2,1 juta dari tahun sebelumnya. Itu merupakan 73,7 % dari total populasi Indonesia, dengan persentase pengguna internet melalui ponsel mencapai 94,1 %.

Kemenkominfo pun bersama Siberkreasi menggelar program #literasidigitalkominfo tantang “Etika Berjejaring: Jarimu Harimaumu!”. Ada 650 siswa dari seluruh SMA di Kota Depok yang ikut.

15 Startup Indonesia yang Termasuk Startup Unicorn. Siapa Saja Mereka?

Mereka disuguhkan materi yang didasarkan pada 4 pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Tampil sebagai narasumber DR. Sugiarti, M.Pd yang merupakan Pengawas SMA Cadisdik Wilayah II Provinsi Jawa Barat, membawakan materi Etika Digital. Dia menjelaskan, ada 5 prinsip dasar etika berinternet. Yakni perhatikan jejak digital, jangan sebarkan kebencian, jangan berkata kasar, perhitungkan reaksi yang akan muncul, serta perhatikan waktu dan durasi menggunakan media sosial. 

Juga berinternet harus cerdas dan bijak. Yakni punya kemampuan untuk memahami diri menggunakan akal budi di dalam menggunakan internet. 

“Diperlukan kesadaran dari masyarakat untuk menggunakan internet dengan cerdas dan bijak agar dampak negatif yang mungkin kita dapat diminimalisir. Dan selama kita mengedapankan etika yang baik saat berinternet, maka tidak akan timbul masalah di kemudian hari, justru akan mendatangkan manfaat bagi pribadi maupun orang lain,” sebut Sugiarti.

Narasumber lainnya adalah Zulfan Arif. Dia merupakan penerjemah dan content writer. Menyampaikan materi tentang keamanan digital. Setidaknya, jelas dia, ada 5 kompetensi yang harus dikuasai agar terhindar dari kejahatan di dunia digital. Yakni mengamankan perangkat digital, mengamankan identitas digital, mewaspadai penipuan digital, memahami rekam jejak digital, serta memahami keamanan digital bagi anak. 

“Ada beberapa hal yang kita dapat lakukan ketika kita menemukan kejahatan di ruang digital, kita bisa lapor ke www.patrolisiber.id. Dan selalu lakukan pengecekan dan pelaporan rekening,” ujar Zulfan Arif.

Dey Samosir didapuk sebagai pemateri ketiga atau terakhir. Dey adalah seorang content creator dan juga key opinion leader. Materi yang disampaikan terkait kecakapan digital. Ia mengatakan jika etika di internet penting. Karena tindakan kita merupakan gambaran diri kita. Untuk itu ia menegaskan jika setiap postingan harus memiliki nilai dan memberikan manfaat serta edukatif. Jaga jari-jari kita karena jari kita adalah cerminan dari diri kita, jangan mengetik yang menjadikan orang lain menjadi down. 

“Pastikan setiap postingan kita itu memiliki nilai dan memberikan manfaat serta edukatif bagi pembaca atau penyimak, maka dari itu sebaiknya kita selalu cek sebelum memposting, share hal-hal yang bermanfaat, gunakan bahasa yang sopan dan junjung tinggi norma kesusilaan serta pastikan informasi benar dan pastikan kebenarannya. Jangan lupa untuk selalu berkomentar positif, membangun dan memberikan semangat untuk orang lain karena itu akan kembali kepada diri kita,” jelas Dey Samosir.

Para peserta juga diberi kesempatan mengajukan pertanyaan yang dijawab langsung oleh narasumber. Seluruh rangkaian webinar ini dipandu oleh moderator Aida Gunawan.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital sektor pendidikan dapat diperoleh pada media literasi digital kominfo di info.literasidigital.id atau mengikuti media sosial Literasi Digital Kominfo di Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, dan Youtube @literasidigitalkominfo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya