Operasi Yustisi, DKI Sudah Jaring 696 Orang

Operasi Yustisi di Jakarta
Sumber :
  • Antara/Widodo S

VIVAnews - Operasi Yustisi Kependudukan (OYK) yang digelar serentak di Jakarta menjaring sebanyak 696 orang. Lima diantaranya adalah warga negara asing yang tidak memiliki dokumen resmi.

Lima warga asing itu berasalah dari Korea dan Taiwan. Mereka dijaring karena paspor yang dimilikinya sudah tidak berlaku. Mereka diamankan dari Apartemen Laguna dan empat WNA Taiwan terjaring di Apartemen Mitra Bahari, Jakarta Utara.

Dari 696 yang terjaring, 14 orang diantaranya harus dikirim ke Panti Sosial Kedoya karena penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta, Franky Mangatas Panjaitan mengatakan, kegiatan OYK merupakan kegiatan yang rutin dilakukan setiap tahun, khususnya menjelang pelaksanaan puasa yang jatuh pada bulan Agustus 2010 mendatang.

Pada umumnya, pada bulan puasa akan terjadi gelombang urbanisasi besar-besaran, banyak orang dari daerah datang ke Jakarta hanya untuk mengais rejeki sebagai gelandangan dan pengemis (gepeng) serta pengamen.

"Untuk menekan gelombang pengemis dari daerah, kita lakukan OYK," kata Franky di Jakarta, Jumat 15 Juli 2010.

Menurutnya, operasi kependudukan ini akan dilakukan lagi sebanyak lima putaran. Dua putaran sebelum Lebaran dan tiga putaran sesudah Lebaran.

Sebanyak 696 orang yang terjaring dalam OYK, berasal dari Jakarta Pusat sebanyak 104 orang, Jakarta Utara 103 orang, Jakarta Barat 166 orang, Jakarta Selatan 126 orang dan Jakarta Timur sebanyak 197 orang.

Mereka yang terjaring ini kedapatan tidak membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI Jakarta, tidak membawa tanda pengenal apa pun bahkan hingga tanggal berlaku KTP sudah kadaluarsa dan belum diperpanjang.

"Sehingga total warga yang akan menjalani tipiring sebanyak 677 orang," ujarnya.

Hari ini sebanyak 573 orang akan menjalani sidang tindak pidana ringan di Jakarta Timur. Sedangkan di Jakarta Pusat sebanyak 104 orang akan disidangkan. Denda bagi mereka yang terjaring mulai dari Rp 15 ribu hingga Rp 50 ribu per orang.

Sengketa Pilpres Dinilai Jadi Pembelajaran, Saatnya Prabowo-Gibran Ayomi Semua Masyarakat
Airlangga Hartarto Didukung Satkar Ulama jadi Ketum Golkar 2024-2029

Airlangga Dapat Dukungan Satkar Ulama jadi Ketum Golkar Lagi, Didoakan Menang Aklamasi

Dukungan ke Airlangga Hartarto, untuk kembali memimpin Partai Golkar, terus berdatangan. Kali ini, dari organisasi didirikan Golkar, yakni Satuan Karya atau Satkar Ulama.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024