Taman Ria Senayan dari Masa ke Masa

Bekas bangunan Taman Ria, Jakarta, dirobohkan
Sumber :
  • Antara/ Ujang Zaelani

VIVAnews – Taman Ria Senayan lokasinya di Jalan Gerbang Pemuda, Senayan. Saat ini, kawasan yang berada di daerah vital itu seperti kota mati.

PKB dan PKS Sepakati Koalisi di Pilkada Serentak 2024, Khususnya di Jateng dan Jatim

Kawasan ini terdiri dari bangunan-bangunan tua dan sebagian sudah rusak. Kecuali, tersisa sejumlah aktivitas bisnis yang masih  bertahan, misalnya Restoran Pulau Dua dan Restoran Bebek Bali.

Tahukah kalau pada tahun 1970-an, kawasan ini sangat terkenal di seantero Ibukota. Waktu itu namanya Taman Ria Remaja. Sebuah tempat yang nongkrong bagi remaja-remaja Ibukota.

Pada masa jayanya, remaja tertarik datang taman yang dibuka pada 15 Agustus 1970 itu karena banyak tersedia berbagai jenis hiburan keluarga. Selain itu juga suasananya yang menyenangkan di tengah bisingnya Ibukota. Apalagi ada danau seluas empat hektar.

Seiring dengan pesatnya pembangunan Ibukota, Taman Ria Senayan pun terus berbenah. Pada 1995, pengelolanya mengganti namanya menjadi Taman Ria Senayan.

Dua tahun kemudian, 1997, pengelola Taman Ria Senayan berubah. Dari Yayasan Ria Pembangunan ke PT Ario Bimo Laguna Perkasa.

Beberapa tahun setelah adanya berbagai perubahan pembangunan di Ibukota, aktivitas bisnis di area Taman Ria Senayan yang memiliki luas sekitar 11 hektar pun mulai sepi. Karena jumlah pengunjungnya pun surut, lama-lama para penyewa bangunan pergi dari sana.

Belakangan, muncul rencana untuk merombak area itu agar hidup kembali. Hal ini terungkap usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi II DPR dan Kementerian Sekretaris Negara di gedung DPR, Senin, 19 Juli 2010.

"Konsepnya nanti menjadi entertainment center atau pusat hiburan yang dilengkapi dengan taman kota. Kami menggandeng Lippo sebagai operator," kata Kurnia Ahmadi, perwakilan PT Ario Bimo (pengelola lahan).

Tapi, belum lagi proyek itu dibangun, protes sudah bermunculan.  Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Sayogo Hendrosoebroto menolak rencana pembangunan itu. Pembangunan gedung komersial yang letaknya berdampingan dengan gedung DPR/MPR tidak tepat. Karena, Parlemen merupakan gedung monumental yang kurang etis bila disejajarkan dengan mal.

"Jangan sampai mengabaikan hanya demi mengejar keuntungan semata," katanya.

Penolakan rencana pembangunan pusat hiburan juga disampaikan Muhammad Sanusi, anggota Komisi D DPRD Jakarta. "Saya atas nama pribadi dan juga anggota DPRD berharap rencana pembangunan itu dibatalkan," katanya.

Menurut Muhammad, masih kurangnya daerah hijau dan resapan air di Ibukota harusnya menjadi pertimbangan untuk tidak melanjutkan rencana pembangunan lokasi komersial itu.

Gubernur Jakarta Fauzi Bowo membantah telah mendukung rencana untuk menjadikan kawasan bekas Taman Ria Senayan sebagai mal karena ia sendiri juga tidak setuju.

Fauzi lebih setuju  kalau kawasan itu ditetapkan sebagai hutan kota dalam bentuk ruang terbuka hijau (RTH), bukan untuk komersial. Bahkan, akan lebih baik jika areal Taman Ria Senayan  yang memiliki danau buatan di Jalan Gatot Subroto itu disatukan dengan kawasan kompleks Gedung DPR/MPR RI karena lokasinya berdampingan.

Fauzi juga memastikan pengembang yang ingin membangun Taman Ria Senayan belum mengantongi analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) untuk membangun sebuah mal.

Kurnia Ahmadi mengakui kalau saat ini proses pembangunan di Taman Ria memang dihentikan karena terkendala Amdal. "Hanya dihentikan sementara. Tapi nanti kalau izin sudah keluar, pembangunan jalan lagi," ujar Kurnia.

Jadi, kita tunggu saja mau diapakan Taman Ria Senayan nantinya. (umi)

Pilpres Berakhir, Cak Imin Sebut Timnas Amin Akan Dibubarkan Besok Pagi di Rumah Anies
Ilustrasi wanita/skincare/kecantikan.

3 Skincare Ini Jadi Paling Diandalkan oleh Penggunanya

Skincare tidak hanya bertujuan untuk memperbaiki masalah kulit yang sudah ada, tetapi juga untuk mencegah timbulnya masalah baru.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024