MUI: Keliru Kultuskan Mbah Priok

Makam Mbah Priok, Jakarta Utara
Sumber :
  • VIVAnews/Bayu Galih

VIVAnews - Tim Pengkaji Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan, kerangka jasad Habib Hasan al Hadad atau Mbah Priok tidak berada di Taman Pemakaman Umum Dobo, Koja, Jakarta Utara. "Dua belas kerangka sudah dipindahkan ke TPU Semper tanggal 21 Agustus 1997," kata Ketua Tim Pengkaji MUI M. Syafi'i Mufid, di Ruang Audiovisual Islamic Center Jakarta Utara, Senin 9 Agustus 2010.

Terungkap bahwa Habib Hasan awalnya dimakamkan di Pondok Dayung, Tanjung Priok, setelah meninggal dunia tahun 1927. "Karena pemerintah Hindia Belanda memperluas pelabuhan, kawasan pemakaman dipindahkan ke TPU Dobo," ujarnya.

Dari hasil kajian, Syafi'i menyebutkan yang berada di TPU Dobo hanya nisan-nisan makam yang kembali dipindahkan dari TPU Semper pada 1999.

Hasil kajian tersebut disampaikan Syafi'i setelah dua bulan melakukan penelitian ilmiah. "Selama Juni hingga Juli, kami telah melakukan penelitian dengan prinsip ilmiah ketat, melibatkan berbagai ahli multidisiplin," ujar Syafi'i.

Bahkan dalam penelitian itu juga terungkap, bahwa Habib Hasan al Hadad atau Mbah Priok bukan seorang da'i atau mubaligh seperti yang diketahui publik."Beliau adalah seorang tawadhu atau orang saleh yang bekerja sebagai pelaut di kapal dagang Sayyid Syech bin Agil Madihij," kata  Syafi'i Mufid.

Habib Hasan atau Mbah Priok juga bukan penyebar Islam di Jakarta. MUI menyatakan, hal itu tidak sesuai dengan fakta sejarah. "Ia belum pernah sampai di Batavia karena meninggal dalam perjalanan," ujar Syafi'i.

Selain itu, terdapat pula kekeliruan pada informasi tahun kelahiran dan kematian Habib Hasan. Selama ini, publik mengetahui Habib Hasan lahir tahun 1727 dan meninggal tahun 1756. "Seharusnya, lahir tahun 1874 dan meninggal tahun 1927," kata Syafi'i.

Kajian MUI juga menunjukkan bahwa pengkaitan toponomi Tanjung Priok dengan Habib Hasan tidak benar secara historis. Syafi'i menjelaskan, nama Tanjung Priok dikaitkan dengan nama Aki Tirem, pemimpin daerah Warakas yang dikenal sebagai pembuat priok. Sedangkan kata "tanjung" merujuk pada kontur tanah berupa tanjung.

"Bantahan ketidakbenaran pengaitan tersebut berdasarkan pada fakta bahwa tahun 1877, pemerintah kolonial mulai melaksanakan proyek pelabuhan Haven Tanjung Priok, sedangkan saat itu Habib Hasan baru berumur tiga tahun dan bermukim di Palembang," ujar Syafi'i.

Kekeliruan sejarah ini dinilai MUI menjadi sumber kekeliruan pemahaman publik yang menjadi stimulan munculnya solidaritas sosial- keagamaan. MUI memandang pengkultusan yang berlebihan terhadap makam Habib Hasan
bertentangan dengan syariah Islam. "Perlu dilakukan pelurusan pemahaman agama Islam di kalangan pengelola makam, mubalig, dan peziarah," katanya.

Lokasi yang dianggap makam Mbah Priok di Koja ini menjadi biang keributan setelah PT Pelindo berniat menggusurnya. Para orang yang mengaku ahli waris Mbah Priok menolak penggusuran sehingga kemudian pecah kerusuhan yang membuat sejumlah anggota Satuan Polisi Pamong Praja meninggal beberapa bulan lalu.

Laporan Arnes Ritonga

Depok Masuk Aglomerasi DKJ, Wakil Wali Kota: Semoga Lebih Banyak Positifnya
Tangkapan layar anggota TNI tewas tersambar petir di Cilangkap

Berteduh Sambil Main HP, 3 Anggota TNI Tersambar Petir di Dekat Mabes Cilangkap

Tiga orang anggota TNI tersambar petir di depan kawasan Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur. Hal itu diungkap Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Nugraha Gumilar.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024