Proses Inovasi Diyakini Semakin Bisa Didorong Dengan Digitalisasi

Praktisi IT dan Dirut PT TDC Indra Presentasi Pengunaan Poskulite
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA – Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin), Rachmat Hidayat, mengatakan inovasi semakin bisa dilakukan dengan digitalisasi berbagai sektor termasuk soal transaksi seperti penggunaan QRIS.

Mempertahankan Bisnis Itu Mudah Jika Kamu Fokus pada Hal Ini!

Hal ini dinilai punya dampak yang cukup positif bagi dunia usaha. Mereka bisa memperluas akses produk juga, serta efisiensi waktu dan biaya serta memahami perilaku pelanja pelanggan.

"Di saat yang sama meningkatkan akses terhadap usaha sehingga meningkatkan jumlah pemain dan kompetisi. Hal ini mendorong inovasi di dunia usaha," ujar Rachmat, dikutip Rabu 6 November 2024.

3 Tren Jadi Perhatian Investor dan Pembeli, Ada Transformasi Digital

Aspadin sepakat dengan perusahaan keuangan digital, PT Trans Digital Cemerlang (TDC) kalau penggunaaan QRIS memberi dampak positif ke dunia usaha.

Rachmat berujar anggota Aspadin turut terbantu dengan adanya QRIS. Lantaran, kalangan pengusaha sangat memperhatikan keamanan dalam bertransaksi.

Pengguna QRIS di Jawa Tengah Tembus 7,4 Juta Orang, Tertinggi ke-3 di Indonesia

"Pembayaran digital seperti melalui QRIS sangat membantu efisiensi dan juga keamanan pembayaran," terang Rachmat. 

Saat ini, catatan Bank Indonesia, volume transaksi QRIS di kuartal III 2024 telah mencapai Rp 4,08 miliar atau 163,63 persen dari target yang ditetapkan.

Lebih lanjut dia menjelaskan, penggunaan transaksi digital punya tantangan tersendiri. Misalnya, tersedianya infrastruktur pembayarannya secara luas. 

"Juga biaya transaksi yang perlu dibuat seminimal mungkin. Dengan demikian akan mampu menjangkau semua level pedagang termasuk UMKM," ucap Rachmat.

Pedagang eceran yang menggunakan pembayara digital adalah sektor terbesar. Khususnya yang bergerak di bidang makanan dan minuman, dengan kontribusi sebesar 35,9 persen. Disusul oleh sektor restoran dan hotel yang menyumbang 16,93 persen, serta jasa rumah tangga dan lain-lain seperti salon kecantikan, periklanan, dan komunikasi yang turut mendukung pertumbuhan transaksi ini.

Praktisi digital yang juga Direktur PT TDC, Indra, mengatakan kekuatan aplikasi keuangan digital  terletak pada kemudahan mengakses, mempelajari, fitur, dan gratis. Jika aplikasi sudah memenuhi kriteria itu, maka peluang pengunaanya semakin luas yang tentunya berdampak juga pada perluasan akses produk ke konsumen. 

“Aplikasinya misalnya sulit untuk digunakan atau berbayar saat  diunduh, itu akan membuat calon pengguna akan mundur. Karena itu kami mengeluarkan aplikasi Posku Lite yang mudah di unduh, gratis dan mudah dipakai. Ketika sudah digunakan, maka perluasan akses produk menjadi jaminan, ” jelasnya.

Daya tarik lainnya adalah kemudahan pengunaan fiturnya. Fitur Kasirku di Posku Lite, contohnya, yang merupakan fitur utama untuk berjualan. Dengan fitur itu, pengguna dapat menerima pembayaran secara fleksibel melalui Cash, QRIS, dan Bank Transfer. Jadi, baik pelanggan yang ingin membayar tunai maupun yang lebih suka transaksi digital dapat dilayani dengan mudah.

“Data transaksi satu hari, satu minggu, satu bulan bahkan satu tahun itu tersedia. Itu memudahkan merchant mengatur keuangan mereka, Artinya, tinggal bagaimana kita menstimulan calon penguna untuk mengunakan aplikasi tersebut,” tambahnya.

Hal lain yang perhatian khusus adalah keamanan fitur dari aplikasi Posku Lite. Ia menghimbau kepada pedagang untuk mengunakan aplikasi digital dari perusahaan yang sudah memiliki sertifikat ISO27001 tentang Sistem Keamanan Informasi dan ISO 9001 2015 tentang Manajemen Mutu. 

“Posku Lite sudah memiliki ISO itu dan kami menyediakan QRIS dinamis dengan waktu tunggu 2 menit. Ini langkah proaktif kami untuk menghindari penyalahgunaan yang lebih luas,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya