Penampakan Belasan Wanita Belia Terjaring Razia PSK di Jakarta Barat

operasi tersebut merupakan bagian dari upaya menjaga keamanan dan ketertiban wilayah sekaligus merespons keluhan masyarakat yang resah dengan maraknya prostitusi liar.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Jakarta, VIVA — Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Barat melakukan razia pekerja seks komersial (PSK) di sejumlah titik rawan prostitusi pada Selasa malam hingga Rabu dinihari, 12 Maret 2025. Sebanyak 14 PSK terjaring dalam operasi tersebut dan langsung dibawa ke Dinas Sosial (Dinsos) untuk menjalani pembinaan.

Gerebek Hotel, Pemkot Banda Aceh Temukan Pesta Narkoba Hingga Praktik Prostitusi

Razia dilakukan di dua lokasi yang kerap dijadikan tempat praktik prostitusi liar, yakni Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Jalan Tubagus Angke, Wijaya Kusuma, Grogol Petamburan, serta Gang Royal di Jalan Bandengan Utara III, Pekojan, Tambora. Para PSK yang diamankan mayoritas berusia 15 hingga 22 tahun.

Kepala Satpol PP Jakarta Barat, Agus Irwanto, menjelaskan bahwa operasi tersebut merupakan bagian dari upaya menjaga keamanan dan ketertiban wilayah sekaligus merespons keluhan masyarakat yang resah dengan maraknya prostitusi liar.

Terungkap Status Mobil Fortuner Kemhan yang Melobi Wanita PSK di Pinggir Jalan

“Ada 14 PSK yang kami jangkau dalam operasi kali ini. Mereka ditemukan di dua lokasi, yaitu Tubagus Angke dan Pekojan. Selanjutnya, mereka langsung diserahkan ke Dinas Sosial agar mendapat pembinaan,” ujar Agus kepada awak media.

Satpol PP Minta Maaf Bongkar Tenda Massa Aksi Penolakan Revisi UU TNI di Sekitar Gedung DPR

Agus lanjut menerangkan, razia tersebut juga dilakukan sebagai bentuk pengawasan terhadap fasilitas umum, seperti jembatan penyeberangan orang (JPO) dan taman kota, yang kerap dimanfaatkan oleh para PSK untuk menjajakan diri.

Razia dimulai Selasa malam tadi sekitar pukul 23.00 WIB. Begitu melihat kedatangan petugas, puluhan PSK langsung berhamburan melarikan diri ke berbagai arah. Beberapa di antara mereka berlari melewati rel kereta api, sementara lainnya mencoba bersembunyi di ruangan bagian tengah bangunan panjang yang berdiri di atas lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Bangunan tersebut memiliki lantai bawah yang terhubung dengan pintu menuju Gang Royal, sehingga memungkinkan para PSK melarikan diri dari kejaran petugas. Tak hanya para PSK, sejumlah pria berpakaian sipil juga terlihat mencoba melindungi mereka dengan menunjukkan akses keluar.

Agus menegaskan bahwa razia ini merupakan tindak lanjut dari laporan masyarakat. “Kami sudah berkoordinasi dengan TNI-Polri dan jajaran Dinas Sosial sebelum bergerak ke lokasi. Langkah ini diambil agar penertiban berjalan efektif dan tetap menjaga keamanan,” jelasnya.

Meskipun berhasil mengamankan belasan PSK, operasi tersebut menunjukkan bahwa praktik prostitusi di wilayah Jakarta Barat masih sulit diberantas sepenuhnya. Diperlukan kerja sama lintas sektor serta program pembinaan yang efektif agar para PSK, terutama yang berusia muda, tidak kembali ke jalanan.

Selain itu, penting pula untuk meningkatkan pengawasan di titik-titik rawan dan memastikan fasilitas umum tidak disalahgunakan. Pemerintah dan masyarakat perlu bersinergi agar masalah prostitusi dapat ditangani dengan lebih tuntas dan manusiawi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya