20 Murid Diduga Jadi PSK, Sekolah Bungkam

VIVAnews - Sebanyak 20 orang siswi SMP Negeri di Tambora, Jakarta Barat, diduga kuat menjadi penjaja seks di sebuah lokalisasi. Hingga kini, tidak ada satupun dari pihak sekolah yang memberikan konfirmasi soal kabar tak sedap yang menimpa sekolah favorit tersebut.

"Maaf, saya tidak bisa memberikan keterangan," ujar salah satu guru olahgara sekolah tersebut, Agung, ketika ditemui VIVAnews di Gedung SMP Negeri, Tambora, Jakarta Barat, Sabtu, 27 Desember 2008.

Keterangan justru banyak didapat dari seorang alumni lulusan 1987, berinisial IN. Menurut IN, para murid yang menjadi penjaja seks itu berasal dari kelas satu hingga kelas tiga. IN mengaku sering menjadi tempat curhat dari guru-guru di sekolah tersebut. "Ini kasus besar, bikin malu sekolah," ujar wanita yang tak ingin disebutkan namanya itu.

IN melanjutkan, awalnya ada seorang guru yang ingin meminjam telepon genggam dari seorang murid. Tak disangka, murid dari keluarga sangat sederhana itu memiliki telepon genggam seharga sampai Rp 4 juta. Malah celakanya lagi, isi pesan-pesan singkat dalam telepon genggam si murid itu, terdapat kata-kata yang tidak senonoh.

"Isinya, ada 'pasien kencan' yang mengajak check-in. Dari situ guru mulai curiga dan terus diselidiki. Siswa yang pertama kali tertangkap saat penggerebekan oleh trantib itu, sekarang sudah berhenti sekolah," lanjut IN.

Sindikat penjaja seks anak di bawah umur ini terungkap setelah adanya razia petugas Ketentraman dan Ketertiban Pemerintah Provinsi DKI di Sunter, Jakarta Utara. Salah satu pekerja seks komersial atau PSK itu ternyata adalah seorang murid di satu sekolah negeri Tambora. Hasil pengakuan si murid lebih mengejutkan. Ternyata, masih ada 19 murid lainnya yang berprofesi sama.

Belasan Desa di Luwu Terisolasi akibat Banjir dan Longsor, BNPB Kerahkan Helikopter dan Pesawat
Pertemuan Prabowo Subianto dengan Surya Paloh Nasdem

Pengamat Ingatkan Prabowo Bahaya Politik Merangkul yang Kebablasan

Pendiri Haidar Alwi Intitute (HAI) mengingatkan Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk tidak kebablasan dalam merangkul lawan politik masuk dalam koalisi.

img_title
VIVA.co.id
7 Mei 2024