- Antara/ Andika Wahyu
VIVAnews - Kemacetan di Jakarta sudah akut. Misalnya, pada 25 Oktober 2010 lalu, lalu lintas bahkan nyaris tak bergerak hingga Selasa dini hari. Jakarta lumpuh hari itu. Emosi dan fisik warga terkuras. Kerugian diperkirakan mencapai puluhan miliaran rupiah.
Penyebab keruwetan lalu lintas Ibukota sangat kompleks. Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya, Inspektur Jenderal Sutarman menyebut salah satunya adalah pengemudi angkutan umum.
Seringkali para pengemudi ngetem atau menunggu penumpang di sembarang tempat. Bahkan, di tengah jalan hingga menyebabkan kemacetan.
"Kami sudah merencanakan untuk melakukan Operasi Zebra bulan besok, salah satunya adalah penindakan terhadap angkutan umum liar dan mereka yang ngetem maupun menurunkan penumpang di sembarang tempat,” kata Kapolda dalam acara serah terima jabatan Direktur Lalu Lintas dan Direktur Samapta Polda Metro Jaya, Sabtu, 30 Oktober 2010.
Irjen Sutarman menambahkan, masalah kemacetan Jakarta memerlukan langkah terintegrasi dari tiga Polda yakni, Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Sebab, kata dia, "Selama ini yang melalui atau melintas di Ibukota bukan hanya penduduk Jakarta tapi juga warga lain seperti Tangerang, Serang, Bekasi, ataupun Depok."
Pemerintah tiga provinsi juga diminta untuk memaksimalkan angkutan masal seperti kereta api, busway, maupun bis penunjang dari lokasi pelosok ke jalur angkutan massa menuju Ibukota.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo melarang para pengendara motor berteduh di bawah jalan layang saat hujan mengguyur Jakarta. Sebab, hal itu dianggap menjadi penyebab kemacetan panjang. (kd)