- VIVAnews/Maryadi
VIVAnews - Insiden perusakan bus Transjakarta yang beberapa kali terjadi sempat memunculkan wacana pengawalan polisi untuk armada angkutan Jakarta ini. Namun wacana pengamanan ini dinilai masih dini.
Manajer Operasi BLU Transjakarta, Gunarjo menilai pengamanan khusus aparat kepolisian belum diperlukan untuk mengawal operasi bus Transjakarta. "Saat ini masih dalam tahap koordinasi saja. Karena aparat kepolisian saat ini secara tidak langsung sudah membantu penjagaan dengan melakukan sterilisasi di beberapa titik," kata Gunarjo kepada VIVAnews.com, Selasa, 18 Januari 2011.
Lagipula, menurut Gunarjo, insiden perusakan armada busway tak sering terjadi. "Hanya beberapa peristiwa saja dan itu sifatnya spontan bukan karena niat pelaku," jelasnya. Misalnya, tambah Gunarjo, pelemparan batu saat ada pertandingan sepak bola.
Untuk pengamanan, Transjakarta telah menyiagakan personel pengamanan baik di halte maupun di dalam armada bus. Setiap satu unit bus dijaga oleh 1 hingga 3 personel petugas pamdal (pengamanan dalam). Petugas ini, kata Gunarjo, sudah dilatih bagaimana bersikap saat insiden perusakan dan tindakan kriminal terjadi.
"Atau ada aksi kerusuhan dan mobil mogok harus segera pengalihan jalur dan tetap selalu berkoordinasi dan berkomunikasi dengan aparat kepolisian."
Aksi perusakan terakhir, dilakukan tersangka Niko pada Sabtu 15 Januari lalu. Menggunakan senjata rakitan ilegal, tersangka menembak bus Transjakarta di halte bus Transjakarta di Jalan Pluit Permai Raya, Penjaringan Jakarta Utara. (umi)
Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial
Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.
