- Dokumen Dinas PU DKI
VIVAnews - Putaran atau U-turn di turunan flyover Karet dari arah Tanah Abang menuju Kampung Melayu akhirnya ditutup. Penutupan ini dilakukan karena putaran baru ini - sebelumnya putaran berada 150 meter setelah turunan flyover lalu dimajukan menjadi 50 meter - membuat lalulintas di Casablanca macet total.
Seperti diketahui putaran itu dimajukan putaran sebelumnya dipakai untuk pengeboran proyek jalan layang non tol Casablanca.
Penutupan putaran itu dilakukan, Rabu 19 Januari 2011, sehingga kendaraan dari arah arah Tanah Abang yang ingin menuju Sudirman atau Gatot Subroto harus memutar di dekat Mal Ambasador.
Penutupan putaran itu membuat arus lalu lintas dari Tanah Abang yang hendak menuju Kampung Melayu lancar. Begitu juga dari arah Kampung Melayu menuju Tanah Abang terutama di Jalan Satrio.
Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta juga telah menghilangkan separator yang memisahkan jalan menuju putaran yang ditutup, sehingga lalulintas bertambah lancar.
Sejak dua hari lalu, perpindahan putaran membuat lalulintas makin macet. Karena putaran itu juga hampir menyambung dengan jalan yang terletak di antara Sampoerna Strategic dan Gedung Standard Chartered. Lewat jalan itu kendaraan bisa meluncur ke Gatot Subroto via belakang Universitas Atma Jaya.
Repotnya, banyak kendaran dari arah Tanah Abang yang memutar lewat putaran baru itu, langsung memotong menuju jalan Sampoerna Startegic itu. Akibatnya arus kendaraan dari arah Kampung Melayu menuju Tanah Abang tertahan.
Namun kini setelah ditutup, tidak terjadi lagi simpul kemacetan di depan gedung Standard Chartered.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya telah menyarankan agar pengendara menggunakan jalur alternatif untuk menghindari kemacetan di kawasan Casablanca. Jalur alternatif yang bisa digunakan itu antara lain kawasan Menteng, Rasuna Said, dan Manggarai untuk menuju kawasan Kampung Melayu dan Pondok Bambu.
Kata Polda Metro Jaya, ada lima penyebab kemacetan di kawasan itu. Pertama, karena volume kendaraan. Kedua, adanya persimpangan dan bottle neck. Ketiga, ada proyek jalan layang yang mengambil sebagian bahu jalan.
Keempat, kurangnya petugas yang ada di lokasi, dan kelima ramainya penyeberang di Mal Ambasador.