Jelang Imlek, Glodok Mulai Meriah Merah

Imlek 2011
Sumber :

VIVAnews - Empat hari jelang perayaan Tahun Baru Cina atau Imlek, yang jatuh pada Kamis 3 Februari 2011, suasana kawasan Glodok, Jakarta Barat, mulai marak dengan pernak-pernik warna merah.

Senin 31 Januari 2011, sepanjang Jalan Pancoran Mas, Glodok, tampak deretan kios menjajakan aneka hiasan Imlek bagi masyarakat yang melintasi kawasan itu.

Hiasan dijajakan antara lain lampu lampion berbagai ukuran, amplop ang pau, aneka bunga Mei Hua, pakaian merah bergambar kelinci yang menjadi simbol tahun baru 2011, hiasan dinding, gantungan kunci, dan stiker.

Salim, pedagang di kawasan tersebut menjelaskan, pajangan lampu lampion, dijual dengan harga Rp50 ribu hingga Rp150 ribu.  "Nuansa merah masih menjadi pilihan sebagai simbol kegembiraan," ujarnya.

Selain di Glodok, suasana di Rawa Belong, Jakarta Barat, jelang perayaan Imlek, juga mulai marak pedagang ikan bandeng berbagai ukuran yang menjadi penganan khas Imlek.

Ikan bandeng dipercaya melambangkan rezeki melimpah. Tulang sisa santapan sebagai simbol harapan agar rezeki pada tahun baru akan melimpah ruah.

Aksesoris bernuansa Imlek juga mudah ditemui di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat. Keberadaannya sangat mudah ditemui, di sepanjang jalan masuk pasar tertua di Jakarta itu.

Pedagang musiman terlihat menjual berbagai pernak-pernik dan aneka macam perlengkapan perayaan Imlek. Untuk angpau, para penjual mematok harga mula dari Rp 3 ribu sampai Rp 8 ribu, tergantung dari corak dan ukuran angpau.

Sedangkan untuk aksesori lainnya seperti hiasan dinding berbentuk naga, barongsai, kelinci, buah nanas, ikan mas dan lain sebagainya dijual mulai dari Rp15 ribu sampai Rp75 ribu, tergantung bentuk dan ukuran.

Penggunaan warna merah dominan dalam menyambut tahun baru Imlek berasal dari tradisi Cina daratan. Warna itu berkaitan dengan mitos binatang raksasa pemakan manusia atau disebut Nian.

Mobil Listrik Vinfast Pakai Sistem Sewa Baterai, Segini Biayanya

Konon binatang yang datang dari dasar lautan itu kerap datang pada di akhir musim dingin. Masyarakat mengetahui Nian ini takut bunyi yang keras. Karena itu masyarakat memukul beduk, dan gong. Sebelum mesiu ditemukan, masyarakat tak membakar petasan. Mereka membakar bambu yang menimbulkan suara ledakan.

Selain membuat gaduh dengan bunyi-bunyian, Nian ternyata takut dengan warna merah. Itu sebabnya peduduk memsang warna merah untuk lentera, dan benda-benda lain di depan rumah. Gunanya, mengusir Nian agar tak memangsa manusia. Kebiasaan itu lalu menjadi ciri merayakan tahun baru.

Dominasi Skuad Timnas U-23 di Piala Asia, Menpora Dito Akan Terus Maksimalkan PPLP dan SKO

Secara tradisi Imlek diperingati masyarakat Tionghoa seluruh dunia sejak ribuan tahun lalu. Konon, Imlek dirayakan di Tiongkok pada 4699 tahun lalu oleh raja pertama Huang Ti.

Gelombang tinggi laut terjang pesisir pantai (foto ilustrasi)

BMKG Sebut Gelombang hingga 2,5 Meter Bakal Terjadi di Perairan Indonesia, Ini Lokasinya

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 20 hingga 21 A

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024